Stunting Ternyata Tidak Melulu Persoalan Gizi

<i>Stunting</i> Ternyata Tidak Melulu Persoalan Gizi

KORANBERNAS.ID, PURWOKERTO--Tiga Belas mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman (Fikes Unsoed), melakukan pembinaan dan pemberdayaan guna mengatasi masalah stunting di Desa Pamijen, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Kegiatan yang berlangsung selama enam bulan sejak Juli-Desember 2021 ini, didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Ke-13 mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan itu tergabung dalam Tim Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Unit Kegiatan Mahasiswa Jurusan (UKMJ) “Plakat” Fikes Unsoed.

Stunting bukan hanya masalah gizi, namun terkait juga dengan perilaku masyarakat. Untuk itu, masyarakat perlu diberi pencerahan dalam upaya memenuhi kebutuhan gizi sehat dan seimbang sejak ibu mengandung janin, memilih jenis makanan dan cara memasak yang tepat,” ujar dosen pendamping kegiatan tersebut, Suryanto, SKM, MSc kepada koranbernas.id, Rabu (27/10/2021).

Jesica Setyananda, Ketua Tim PHP2D UKMJ Plakat menambahkan, sejak Juli dirinya bersama teman-teman mahasiswa gencar melakukan pembinaan dan pemberdayaan, melalui kegiatan penyuluhan kepada masyarakat Desa Pamijen tentang pentingnya nutrisi yang baik dan seimbang. “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat menekan angka stunting dan menumbuhkan kesadaran akan nutrisi yang baik dan seimbang bagi penderita stunting,”ungkap Jesica Setyananda.

Selain penyuluhan, lanjut Jesica, pihaknya belum lama ini juga menggelar demonstrasi masak sup jagung yang benar dan memenuhi standar gizi. Demo dilakukan Erna Wati, SKM, MKes, Dosen Ilmu Gizi Fikes Unsoed. Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Pamijen itu, dihadiri perangkat desa, kader posyandu dan ibu-ibu balita.

Seusai demo masak, setiap peserta diberi bahan mentah untuk membuat sup jagung di rumah masing-masing, sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).

“Kami juga memberikan bantuan berupa peralatan penunjang posyandu kepada ketua kader. Bantuan berupa timbangan dan infant ruler atau alat pengukur panjang bayi, dan booklet yang berisi materi stunting,” ujarnya. (*)