Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga Serukan Perdamaian
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Kalijaga Gesikan Kalurahan Panggungharjo Kapanewon Sewon Bantul, KH Beny Susanto, mengatakan umat Muslim agar selalu mengedepankan perdamaian.
Mereka jangan mudah terprovokasi atau terpancing peristiwa yang terjadi di masyarakat, namun selalu bersikap yang menyejukkan dan memiliki akhlakul karimah (akhlak yang baik), agar perilakunya selalu menjadi contoh bagi orang lain, termasuk mensikapi kasus klub Holywings.
“Umat Muslim di Bantul dan DIY pada umumnya tidak terprovokasi dan terpancing situasi yang ada. Jangan bertindak anarkis, merusak dan merugikan orang lain,” kata Kiai Beny yang juga Wakil Katib Syuriah PWNU DIY tersebut kepada koranbernas.id, Rabu (29/6/2022).
Dia menyerukan, umat Muslim diminta selalu menjaga ketenangan. Percayakan penanganan kasus Holywings kepada aparat penegak hukum, karena memang sekarang sudah sampai ranah hukum.
“Ketika ada yang meminta maaf, kewajiban kita memaafkan tetapi proses hukum biarkan berjalan sesuai aturan yang berlaku,” katanya.
Pada bagian lain, Ponpes Sunan Kalijaga mendukung misi perdamaian Presiden Joko Widodo. Beberapa hari lalu ponpes ini menggelar bacaan 1.000 shalawat dan doa bersama, sebagai rangkaian langkah perdamaian Rusia-Ukraina.
“Bacaan ini menjadi ikhtiar kecil sebagai kontribusi untuk membangun dunia dan merawat peradaban. Dalam berbagai khasanah kitab suci, kebencian, permusuhan dan peperangan terbukti merusak serta saling menghancurkan,” ungkapnya.
Disebutkan, perintah Allah SWT di dalam Kitab Suci Al Quran serta tuntunan Rasulullah Muhammad SAW, perdamaian lebih baik dari peperangan.
Mengutip seruan Pemuka Katholik dunia Sri Paus Fransiskus kepada semua orang yang berkehendak baik untuk terus berdoa tanpa lelah bagi perdamaian, maka pemimpin negara jangan memimpin umat manusia menuju kehancuran.
“Merujuk perintah UUD 1945 dan berbagai norma internasional, misi perdamain dengan mengunjungi Presiden Ukraina dan Presiden Rusia memiliki landasan norma, politik dan etis yang sangat kuat,” urainya.
Sebagai tuan rumah dan presidensi G20, visi recover together, recover stronger dipastikan semakin sulit diwujudkan akibat peperangan yang masih berlangsung. (*)