Setiap Rumah di Kampung Ini Punya Kolam Tong Isi 100 Lele dan Gurami

Setiap Rumah di Kampung Ini Punya Kolam Tong Isi 100 Lele dan Gurami

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Guna melawan pandemi Covid-19, warga RW 12 Kelurahan Pandeyan Kota Yogyakarta membuat tim khusus Satgas Covid-19. Mereka menamai dirinya sebagai Pandeyan Bakoh.

Selain fokus penyemprotan disinfektan dan monitoring kesehatan warga, Tim Satgas Pandeyan Bakoh juga bergotong-royong menggarap lumbung pangan.

Mereka menerapkan program 1 Rumah 1 Kolam Tong dan 1 Gang 1 Kolam Komunal yang berisi 8 tong. Satu tong kolam itu berisi 100 ikan lele dan gurami. Di atasnya ditanami sawi dan kangkung dengan konsep hidroponik.

Selain itu, mereka juga menanam ketela rambat di lahan kampung dengan luas sekitar 100 meter persegi. Nantinya, hasil seluruh panen tidak dijual melainkan dibagi ke seluruh warga.

Lumbung Pangan ini diresmikan Wakil Walikota Yogyakarta sekaligus Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Jumat (22/5/2020) sore.

Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengkaji dan menyusun analisis yang akan terjadi dua minggu ke depan. Hal ini termasuk keputusan apakah masa tanggap darurat yang berakhir 29 Mei 2020 diperpanjang.

“Sekarang kami juga menyiapkan masyarakat untuk pulih dan menghidupkan kembali Jogja. Kita sedang membuat konsep dari Jogja untuk Jogja," ujarnya.

Menurut wawali, ketika orang-orang belum leluasa berpergian, otomatis yang bisa menghidupkan Jogja adalah orang Jogja sendiri. “Maka dari itu kita bangkit dan hidupkan dari Jogja untuk Jogja baru setelah itu dari Jogja untuk semua,” lanjut Heroe.

Association of Resiliency Movement (ARM) Indonesia yang merupakan perkumpulan berbadan hukum yang bergerak di bidang kebencanaan sejak Februari 2015 turut serta mengambil peran bersama masyarakat untuk membangun kampung bakoh.

ARM Indonesia juga membuka layanan kesehatan dan layanan psikologi. Kali ini, ARM Indonesia pun coba menggandeng pemerintah lewat tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Yogyakarta.

“Hal ini seperti yang sudah berjalan di Suryo Bakoh 09 Kelurahan Suryodiningratan dan Pandeyan Bakoh di RW 12 Kelurahahan Pandeyan,” ujar Andi Reza, Ketua Dewan Eksekutif Nasional ARM Indonesia pada Sarasehan Kampung Bakoh di Kampung Pandeyan.

Andi menjelaskan, konsep kampung bakoh akan lebih baik jika digarap menggunakan pentahelix. Selama ini pihaknya menggandeng akademisi, komunitas, pebisnis dan media. Oleh karena itulah kemudian ARM Indonesia mencoba menggandeng pemerintah untuk melengkapi unsur pentahelix tersebut.

Harapannya, lanjut Reza, dengan menggandeng pemerintah dapat melebarkan pasar. konsep Kampung Bakoh ini bisa terintegrasi di berbagai kampung di seluruh Kota Yogyakarta.

"Kami menyiapkan website berisi pedoman-pedoman lengkap, mulai dari bagaimana membentuk satgas, pengambilan kebijakan sampai dengan pedoman operasinya, tapi kami bukan Superman jadi kami sangat terbatas. Maka dari itu, mari kita hadapi bersama-sama dengan konsep pentahelix,” bebernya.

Komandan Jogja Bakoh Anggun Gunadi menambahkan, model Kampung Bakoh adalah tersedianya tim satgas di komunitas yang memiliki sistem informasi dan data terintegrasi, sistem edukasi dan kesehatan, sistem ketahanan pangan dan skema ekonomi berbagi di tengah pandemi.

“Kami memberikan usulan rekomendasi kepada pemerintah untuk konsep Kampung Bakoh juga dibangun di kampung-kampung lain, diperluas dan dipergunakan sebagai bahan kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta menghadapi pandemi Covid-19,” kata Anggun. (sol)