Setahun Rp 110 Triliun, Banyak Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri

Setahun Rp 110 Triliun, Banyak Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Ketersediaan layanan kesehatan yang belum optimal di Indonesia membuat banyak warga negara Indonesia (WNI) memilih berobat ke luar negeri.

Persoalan ini terjadi akibat tingginya angka pertumbuhan penduduk di negara ini hingga lebih dari 270 juta jiwa yang tidak berbanding dengan ketersediaan layanan rumah sakit.

Rumah sakit di Indonesia pada 2021 sejumlah 3.112 unit. Meskipun mengalami kenaikan sebesar 5,17 persen dibanding tahun 2020, setiap unit rumah sakit mampu melayani sebanyak 88.650 penduduk agar pelayanan kesehatan dapat diterima oleh seluruh warga negara Indonesia.

"Kesenjangan fasilitas penunjang yang tersedia di setiap rumah sakit, keterbatasan jumlah tenaga medis spesialis, kekurangan sistem manajemen yang terpadu, dan ketidaktersediaan professional branding menyebabkan layanan rumah sakit di Indonesia menjadi tidak optimal dan relatif rendah sehingga menimbulkan ketidakpuasan yang akhirnya mendorong banyak warga Indonesia memilih untuk berobat ke luar negeri," papar Prof Hananiel Prakasya W, Director & Co Founder Kortex Indonesia dalam keterangan tertulisnya usai diskusi virtual Physician Network, Minggu (13/11/2022).

Dengan jumlah warga negara Indonesia yang berobat ke luar negeri mencapai kisaran 600 ribu hingga 1 juta orang, menurut Hananiel, total arus dana keluar mencapai lebih dari Rp 110 triliun setiap tahunnya. Selain Indonesia, kunjungan pasien di wilayah Asia tertinggi dari Malaysia, Republik Rakyat Tionghoa (RRT) dan Thailand.

Karena itulah inovasi Inovasi Physician Network atau jaringan dokter di Indonesia perlu segera dikembangkan. Inovasi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam transformasi layanan kesehatan agar lebih optimal.

"Layanan kesehatan melalui kebangkitan Medical Tourism di Indonesia pun bisa meningkat," ujarnya.

Konsep Physician Network tidak hanya mengintegrasikan jejaring dokter, namun juga layanan klinik medis dengan layanan non-medis.

Strategi tersebut dapat mengeliminasi kendala layanan kesehatan di Indonesia selama ini dan memastikan keberlangsungan layanan berkualitas yang memadukan pengetahuan, tenaga ahli berpengalaman, teknologi canggih dan sistem manajemen kesehatan terpadu.

Paradigma layanan tenaga medis yang selama ini lebih mengarah pada Individual Figure juga akan bergeser menjadi Professional Brand. Dengan demikian kebanggaan tenaga medis ahli tidak terletak pada satu sosok tertentu melainkan secara keseluruhan dinilai sama.

"Hal tersebut sangat penting terutama pada era patient centric care, di mana pelayanan kesehatan terfokus pada pasien dan pasien memiliki keterlibatan aktif dalam pengobatan yang diterima," jelasnya.

Physician Network dapat mendukung dan membantu rumah sakit di Indonesia melayani target market yang disasarkan pada warga Indonesia yang selama ini berobat ke luar negeri, agar beralih menjalani perawatan dan pengobatan di rumah sakit dalam negeri.

Salah satu upaya pengembangan Physician Network di Indonesia diwujudkan melalui kolaborasi KORTEX Indonesia dengan Rumah Sakit JIH berupa layanan JIH Kortex Clinic yang dijadwalkan mulai dibuka akhir November 2022.

"Alat-alat medis canggih dan berteknologi tinggi juga disiapkan dan sudah mulai uji mutu hari ini untuk memastikan pasien dapat menerima layanan berkualitas yang sama," jelasnya. (*)