Sendratari Menggeliat, 50 Penari Muda Tampil di Resital Seni Pertunjukan

Pertunjukan Sendratari Tindha Niskala merupakan karya yang paling menarik.

Sendratari Menggeliat, 50 Penari Muda Tampil di Resital Seni Pertunjukan
Resital Seni Pertunjukan Sendratari di Pendopo nDalem Yudonegaran Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kota Yogyakarta kembali menunjukkan geliatnya dalam melestarikan kesenian tradisional. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menggelar Resital Seni Pertunjukan Sendratari yang melibatkan 50 penari muda dari kota ini.

Kegiatan tersebut diadakan sebagai upaya untuk melestarikan, mengembangkan dan membina kesenian Sendratari di Kota Yogyakarta, khususnya di kalangan generasi muda di bawah usia 30 tahun.

“Diharapkan kesenian Sendratari dapat terus hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Yogyakarta,” ungkap Yetti Martanti, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Jumat (6/9/2024).

Resital Seni Pertunjukan Sendratari digelar di Pendopo nDalem Yudonegaran Yogyakarta dan menampilkan tiga repertoar tari serta pertunjukan Sendratari yang dipentaskan oleh 50 penari muda.

Karya-karya

Mereka mempersembahkan karya-karya berjudul Anteping Nayaka, Budong, Buruh Gendong dan Pertunjukan Sendratari Tindha Niskala.

Dijelaskan, Anteping Nayaka merupakan penggambaran prajurit wanita yang sedang berlatih memanah sebagai perlindungan diri, dengan menampilkan ketegasan, keberanian dan tangguh dalam setiap gerak.

Sedangkan Budong menggambarkan seorang penjual yang bermodalkan tenaga dan selendang untuk menggendong barang-barang di area pasar. Buruh Gendong juga menampilkan kisah seorang buruh yang menggendong barang-barang dengan menggunakan selendang.

Pertunjukan Sendratari Tindha Niskala merupakan karya yang paling menarik, menggambarkan pengorbanan yang mendalam dan menggetarkan emosional jiwa untuk berbuat memaknai sebuah pengorbanan.

Jiwa baru

Pertunjukan ini menampilkan ketegangan dan ketenangan yang berelaborasi membentuk jiwa baru, dengan kemurnian cinta yang membuat kekuatan untuk terus menjalani hidup.

“Kegiatan ini merupakan bentuk pelestarian, pengembangan dan pembinaan kepada masyarakat maupun para pelaku/pegiat seni di Kota Yogyakarta,” kata Yetti Martanti.

Pihaknya berharap kegiatan ini dapat menjadi media regenerasi yang akan mencetak banyak para pelaku seni Kota Yogyakarta yang memiliki kapasitas dan keterampilan yang mumpuni dalam hal kesenian Sendratari.

Dengan demikian, diharapkan kesenian Sendratari dapat terus hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Yogyakarta, dan menjadi salah satu identitas budaya yang khas dari Kota Yogyakarta. (ADV)