Selesai Dipoles, Ini Dia Wajah Baru Tugu Jogja
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Dalam rangka menjadikan garis imajiner sumbu filosofi Yogyakarta dari Panggung Krapyak hingga Tugu Pal Putih sebagai warisan budaya yang diakui Unesco, beberapa penataan kawasan yang bersinggungan dengan sumbu imajiner terus dilakukan Pemerintah Kota DI Yogyakarta. Pembebasan kawasan pedestrian Malioboro dari lalu lalang kendaraan bermotor dan revitalisasi kawasan Tugu Jogja (Tugu pal Putih-red) salah satunya.
Setelah dikebut selama tiga bulan dengan menelan biaya Rp 9.5 miliar akhirnya kawasan Tugu Jogja pun selesai. Pekerjaan yang sangat singkat pun dikebut, karena kepastian anggaran baru diputuskan pada September 2020 lalu. Hal ini menyusul adanya realokasi dan refokusing anggaran untuk penanganan Covid-19.
Kini wajah baru kawasan Tugu Jogja lebih indah dan instagramble, terutama bagi penyuka dunia fotografi. Kini langit kawasan tersebut terbebas dari kabel melintang yang kerap mengganggu wisatawan yang berfoto.
Sesuai rencana, peresmian dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X secara daring dari Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Jumat (18/12/2020) bersamaan dengan beberapa proyek lain yang dibiayai dari danais.
Sri Sultan HB X mengharapkan penataan kawasan Tugu bisa memperkuat konsep Yogyakarta sebagai Kota Filosofis yang ditawarkan pada Unesco. Sultan berharap pembangunan infrastruktur lebih baik dibarengi pula dengan kualitas sumber daya manusia yang ada di seluruh wilayah DIY.
Sementara Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengatakan revitalisasi kawasan Tugu Pal Putih dimaksudkan untuk menegaskan kawasan sumbu filosofis Yogyakarta. Selain itu, revitalisasi menjadi penanda atau landmark Kota Yogyakarta yang akan membuat wisatawan lebih nyaman ketika berkunjung.
“Wisatawan harapannya bisa lebih nyaman ketika berkunjung dan memberikan penegasan pula bahwasanya Tugu merupakan salah satu sumbu filosofis Yogyakarta,” ungkapnya melalui video conference.
Selain terbebas dari kabel melintang, wajah baru Tugu juga terlihat dan pelatarannya. Jika sebelumnya berupa batuan dengan pola kotak, kini berganti bulat. Hal ini disesuaikan dengan corak serta makna sumbu filosofis Tugu Pal Putih dan kawasan Nol km. Ketebalan batu untuk pelataran pun jauh lebih kokoh, dari sebelumnya empat sentimeter menjadi sepuluh sentimeter.
“Harapan kita semua Tugu yang semakin tertata ini mampu dijaga sehingga semakin mempercantik estetika kota,” imbuh Haryadi.
Wakil Walikota, Heroe Poerwadi yang hadir langsung di kawasan Tugu menambahkan selama ini kawasan Tugu menjadi salah watu landmark yang wajib dikunjungi wisatawan. Dengan adanya revitalisasi, Pemkot berharap wisatawan semakin nyaman dalam menikmati suasana Yogyakarta.
Kabel listrik dan telekomunikasi sudah diturunkan, semakin indah dan Tugu sekaligus menegaskan diri sebagai sebuah landmark Yogyakarta. Masyarakat atau wisatawan baru merasa ke Jogja kalau berfoto di sini.
"Jadi harapannya revitalisasi ini bisa menguatkan sumbu filosofis Yogyakarta dan landmark atau ikon Kota Yogyakarta,” ungkapnya.(*)