Selama Tiga Hari, Candi Prambanan Berhias Ribuan Payung
KORANBERNAS.ID—Ribuan payung warna warni, akan menghiasi kawasan Candi Prambanan Yogyakarta. Payung-payung tradisional itu, sebagian menggantung indah di pepohonan. Sebagian lagi ditata dengan artistik di berbagai sudut Lapangan Garuda Mandala.
Sementara di pinggir lapangan, Rabu (4/9/2019), puluhan stand mulai dibangun menggunakan material bambu, lengkap dengan berbagai bentu karya seni yang juga berbahan bambu.
“Iya kami sedang persiapan untuk Festival Payung Tradisi 2019. Festival berlangsung selama 3 hari mulai 6 September,” kata Heru Mataya, Direktur Program Festival Payung Indonesia 2019, Rabu (4/9/2019).
Selain memamerkan ribuan payung tradisional kegiatan yang diselenggarakan kerjasama Kementerian Pariwisata RI, PT TWC dan MATaYA ini, juga diramaikan dengan berbagai kegiatan seni.
Berbagai komunitas dari Sabang sampai Merauke, akan unjuk kebolehan membawakan berbagai seni yang masih terkait dengan payung. Event ini, juga menjadi tempat edukasi tradisi payung, termasuk cara membuat payung.
Peserta akan memperagakan bagaimana membuat patung berbagai macam jenis.
“Mereka bertukar pikiran, berkreasi bersama dan gotong royong untuk melestarikan warisan budaya lokal ini. Juga menjadikan sehingga menumbuhkan kreativitas heritage yang menarik,” kata dia.
Heru menyatakan, dalam festival ini akan dihadirkan juga workshop Tea Ceremony Jepang, Tanabata Festival, dan Workshop Furoshikl. Pengunjung akan diperkenalkan juga dengan hubungan dua kota (Sister City) Yogya-Kyoto, yang telah berusia 35 tahun.
“Tamu dari manca, juga akan membawa serta koleksi-koleksi payung tradisional mereka. Diantaranya dari Thailand, Jepang, India dan Vietnam. Bahkan ada juga yang dari Eropa yakni Spanyol,” imbuhnya.
Heru menyebutkan, ada 26 grup atau komunitas seni pertunjukkan akan ambil bagian selama 3 hari perhelatan Festival Payung Indonesia yang ke-6 ini. Juga terlibat 12 desainer dan 15 kelompok perajin dan pegiat craft.
Festival Payung Indonesia 2019, juga diikuti kreator- kreator dari Indonesia, Jepang, India, Thailand dan Spanyol dalam sesi pameran, workshop, pertunjukan serta lomba fotografi serta payung kreasi.
“Kami ingin ke depan ada sinergi untuk bersama-sama melestarikan payung tradisi ini,” kata Heru.
Ngadi, Heru dan Aryono memberikan keterangan terkai event Festival Payung Indonesia. (istimewa)
Ngadi Yakur, salah satu perajin payung tradisi mengaku sangat senang bergabung dengan festival ini. Ia mengaku, sejak ada festival 6 tahun silam, payung tradisional bikinannya mulai ramai lagi.
“Festival ini sangat bermanfaat dan menghidupkan kembali perajin payung tradisi. Payung kami tidak lagi dibeli untuk keperluan tradisi, tapi juga untuk material pelengkap untuk berbagai kegiatan seni dan pertunjukkan,” katanya.
Festival Payung Indonesia merupakan festival rakyat yang melibatkan partisipasi masyarakat , beragam komunitas kreatif, pelestari seni tradisi, seniman kontemporer, fotografer, desainer dan lain-lain.
Aryono Hendro, General Manager Unit Candi Prambanan menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini. Dengan adanya kegiatan ini, pengunjung tidak hanya dapat melihat Candi Prambanan, tapi juga akan mendapat suguhan atraksi yang menarik sekaligus edukatif.
“Payung memiliki sejarah panjang dan menjadi salah satu budaya dan heritage nusantara. Sejalan dengan Candi Prambanan yang juga merupakan heritage,” kata dia.(SM)