Sampah Membeludak di TPS 3R Jatibening Bantul Akhirnya Divakuasi
Beberapa kali TPS 3R itu diprotes karena bau. Pernah dilakukan pembakaran, juga diprotes warga.
KORANBERNAS.ID, BANTUL – Dua tahun terakhir, warga Dusun Jati Kalurahan Wonokromo Pleret Bantul membuang sampah di TPS 3R Jatibening yang dikelola oleh Pokgiat setempat.
Saat ini kondisinya overload alias membeludak karena selama 1,5 bulan tidak diambil oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul. Bahkan beberapa kali TPS 3R itu diprotes karena bau yang ditimbulkan.
Pernah dilakukan pembakaran oleh pengelola, juga diprotes warga sekitar karena pencemaran. Akhirnya, sampah itu dievakuasi oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) "Pilah Berkah" yang beralamat di Kedung Buweng Imogiri, Kamis (7/11/2024) sore.
Budi Kristianto selaku penanggung jawab TPS 3R Jatibening Bantul mengatakan semangat awal mereka membuat tempat tersebut agar Padukuhan Jati bersih dari sampah.
Darurat sampah
"Jadi, ini dibuat setelah kami ada rapat Pokgiat LPMD dan menyikapi darurat sampah waktu itu. Kemudian kami membentuk kepengurusan dan menyewa tempat seluas 1.000 meter walaupun belum semua digunakan untuk TPS 3R Jatibening,” kata Budi.
Seiring berjalannya waktu ternyata dengan jumlah tenaga lapangan tiga orang ditambah pengurus lima orang pihaknya kewalahan. Ini terjadi karena jumlah sampah yang masuk lebih banyak dibanding sampah yang keluar dan diangkut DLH. “Kira-kira untuk satu bulan itu diangkut 36 kubik, sampah yang masuk lebih dari jumlah tersebut,” ujarnya.
Hampir 300 kepala keluarga memanfaatkan tempat pembuangan sampah itu dengan biaya Rp 30 ribu per bulan. Iuran dari warga kemudian digunakan untuk keperluan operasional termasuk sewa amrul atau bak kontainer sampah.
"Kami niatnya lillahi ta'ala karena memang semangat kami adalah dari warga untuk warga. Hanya saja sekarang kami overload jadi kami bekerja sama dengan KSM "Pilah Berkah" untuk evakuasi. Semoga ke depan manajemen kami lebih tertata. Bagaimana menumbuhkan kesadaran warga memilah sampah sejak dari rumah,” ujar Budi.
Tenaga lapangan
Menurut dia, apabila hanya mengandalkan tenaga lapangan, jelas kewalahan. “Akhirnya proses pemilahan tidak berjalan maksimal seperti harapan kita pada saat awal pendirian," urai Budi.
Arif Solikhin selaku konsultan KSM "Pilah Berkah" mengatakan setelah dilakukan proses evakuasi sampah, mereka akan mendampingi dan membantu pengurus TPS 3R Jatibening mengelola manajemen sampah.
Termasuk cara pemilahan, daur ulang berkelanjutan, penanganan sampah hingga tuntas sampai pelaporan ke Kementerian Lingkungan Hidup. (*)