Sambut Hari Juang TNI-AD, Kodim 0734 Napak Tilas Perjuangan di Kota Yogyakarta

Sambut Hari Juang TNI-AD, Kodim 0734 Napak Tilas Perjuangan di Kota Yogyakarta

KORANBERNAS.ID – Disamping sebagai Kota Budaya dan Kota Pelajar, Yogyakarta juga memilki banyak sejarah perjuangan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta juga pernah menjadi pusat pemerintahan, baik masa kerajaan hingga pemerintahan Republik Indonesia.

Dalam rangka memperingati Hari Juang TNI Angkatan Darat tahun 2019, Kodim 0734/ Yogyakarta di bawah pimpinan Kolonel Arh Zainudin SH Mhum, melakukan napak tilas dengan menyusuri beberapa bersejarah di kota Yogjakarta. Kegiatan di mulai dari istana kepresidenan atau Gedung Agung, Museum Jendral Sudirman, Military Academy pertama Yogyakarta yang saat ini sebagai SMA Bopkri 1, Benteng Vredeburg yang menjadi saksi bisu serangan umum 1 Maret 1945, serta bersilaturahmi dengan keluarga pahlawan revolusi Kolonel Anumerta Sugiyono, Jum'at (13/12/2019).

Komandan Kodim yang diikuti oleh para perwira dan perwakilan anggota dengan cermat berusaha menggali sejarah serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Disela-sela kegiatan tersebut Kolonel Zainudin menyampaikan, sebagai generasi penerus bangsa kita tidak boleh melupakan sejarah yang pernah ada dan terjadi di negara kesatuan Republik Indonesia, khususnya di wilayah kota Yogjakarta. "Hampir di setiap lokasi bersejarah kita dapat menemukan nilai-nilai perjuangan yang terkandung di dalamnya," terangnya.

Zainudin menjelaskan, nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa mempunyai arti penting untuk dijadikan motivasi dan pedoman dalam mengisi kemerdekaan bangsa maupun untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain.

"Beberapa nilai perjuangan yang dapat kita petik diantaranya adalah semangat juang, semangat rela berkorban, ketulusan dan keikhlasan, keberanian, kecermatan, semangat persatuan kesatuan atau kemanunggalan, serta ketangguhan dan keuletan para pejuang saat itu yang terbukti mampu membuat Indonesia yang jauh tertinggal dari aspek teknologi, namun begitu ditakuti dan disegani oleh para penjajah saat itu," ungkap perwira berpangkat melati tiga ini.

Hal lain yang juga penting diketahui adalah betapa dari dahulu ancaman dan gangguan terhadap bangsa, baik dari dalam maupun dari luar negeri, akan selalu ada dan harus terus diwaspadai bersama.

Di akhir kegiatan Dandim menyampaikan walaupun belum semua lokasi bisa dikunjungi dalam kegiatan napak tulas kali ini, namun setidaknya hal ini bisa menjadi pemantik bagi peserta dan generasi muda lainnya.

"Mari kita berupaya untuk terus menggali dan berupaya mengerti sejarah perjuangan bangsa serta memetik nilai-nilai yang terkandung di dalamnya untuk dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan berpedoman kepada jati dirinya sebagai Tentara Rakyat, Tentara pejuang, Tentara nasional dan Tentara profesional, TNI harus semakin dekat dengan rakyat karena itu akan bisa menjadi kekuatan penggerak ada dalam menegakkan kedaulatan, mempertahankan keutuhan negara serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Kemanunggalan TNI dan rakyat yang telah terbangun selama ini juga membuktikan bahwa TNI Angkatan Darat adalah kita," pungkasnya. (*)