Mendung Tanpo Udan Angkat Kebermaknaan Bahasa dan Budaya Yogyakarta

Film ini jadi salah satu upaya mengembangkan industri film di Yogyakarta.

Mendung Tanpo Udan Angkat Kebermaknaan Bahasa dan Budaya Yogyakarta
Konferensi pers film Mendung Tanpo Udan saat special screening di XXi Empire Yogyakarta. (muhammad zukhronnee ms/koranbernas.id) 
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA - Special Screening film "Mendung Tanpo Udan" diwarnai dengan apresiasi dari Pj Walikota Jogja, Singgih Raharjo. Dalam sambutannya, Singgih menilai bahwa film tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu membangkitkan minat masyarakat terhadap bahasa dan budaya Jawa.

"Bagaimana bahasa Jawa yang sebelumnya tidak banyak dikenal akhirnya menjadi perhatian. Semua orang dari Jogja, sineas, dan tim kreatif dari Jogja," ungkap Singgih Sabtu (17/2/2024).

Dia menambahkan bahwa keberhasilan film ini dalam menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa utama menunjukkan relevansi dan daya tarik bahasa daerah. Pengambilan gambar di Yogyakarta juga turut mempromosikan keindahan alam dan kearifan lokal daerah tersebut.

Apresiasi juga disampaikan kepada sineas dan tim kreatif Yogyakarta yang terlibat dalam pembuatan film. Keberhasilan "Mendung Tanpo Udan" diharapkan dapat mengembangkan industri film di Yogyakarta dan memberikan kesempatan bagi bakat-bakat lokal untuk berkembang.

Singgih berharap film ini dapat memperkenalkan dan meningkatkan apresiasi terhadap bahasa dan budaya Jawa, serta berdampak positif pada pariwisata dan ekonomi Yogyakarta.

Film "Mendung Tanpo Udan" diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Fairuzul Mumtaz dan lagu populer 'Mendung Tanpo Udan' karya Kukuh Prasetya. Film ini mengisahkan kisah cinta Udan, seorang musisi idealis, dan Mendung, seorang wanita karier, sambil menampilkan berbagai lokasi wisata dan kearifan lokal Yogyakarta.

Lagu 'Mendung Tanpo Udan' ciptaan Kukuh Prasetya telah meraih popularitas luas dan menjadi salah satu lagu berlirik Bahasa Jawa yang viral di kancah musik nasional. Dengan ratusan cover dan jutaan penonton di YouTube, termasuk versi oleh Ndarboy Genk, lagu ini telah mencapai kesuksesan yang besar.

Erick Estrada, yang memerankan Udan, menjelaskan bahwa film ini menggambarkan perjuangan seorang pemuda dalam mengejar idealismenya sebagai musisi sambil berhadapan dengan kehidupan nyata. Cerita ini mempertontonkan konflik hubungan dengan Mendung, yang memiliki pandangan yang lebih realistis terhadap hidupnya.

"Perjalanan hidup seorang pemuda bernama Udan berada di persimpangan jalan, antara mengejar idealismenya sebagai seorang musisi atau menjalani hidup dengan bekerja seperti orang pada umumnya," ujarnya.

"Kegalauan Udan dalam menentukan jalannya ini, pada akhirnya berdampak pada retaknya hubungan dirinya dengan Mendung, kekasih Udan yang memiliki cita-cita sebagai wanita karier dan lebih memilih untuk menjalani hidup secara realistis,"imbuhnya.

Film ini melibatkan berbagai talenta dari aktor dan aktris nasional hingga seniman lokal Yogyakarta, menciptakan sebuah karya yang istimewa.

Dengan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa utama dan pengambilan gambar di Yogyakarta, film ini diharapkan dapat mengangkat nilai kearifan lokal serta memperkenalkan Yogyakarta secara lebih luas.

Diharapkan bahwa film "Mendung Tanpo Udan" akan menjadi kontribusi yang berharga dalam melestarikan dan mempromosikan bahasa, budaya, serta keindahan alam Yogyakarta di tingkat nasional.(*)