Rektor Baru UMY Ungkap Fakta Rendahnya Kemampuan Baca Al Quran Mahasiswanya

Dari 6.000 mahasiswa baru, hanya sekitar 1.200 orang yang mampu membaca Al Quran dengan baik.

Rektor Baru UMY Ungkap Fakta Rendahnya Kemampuan Baca Al Quran Mahasiswanya
Prof Nurmandi bersama jajaran dalam acara Media Gathering. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Dr Achmad Nurmandi M Sc mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa hanya 20 persen mahasiswa UMY yang mampu membaca Al Quran dengan lancar.

"Berdasarkan survei kami, dari 6.000 mahasiswa baru, hanya sekitar 1.200 orang yang mampu membaca Al Quran dengan baik. Ini menjadi tugas kita bagaimana agar 100 persen mahasiswa mampu membaca Al Quran," ungkap Prof Nurmandi dalam acara Silaturahmi dan Sharing Session Media Partner Bersama Rektor Baru UMY, Jumat (3/1/2025), di kampus setempat.

Rektor yang baru menjabat untuk periode 2024-2028 ini menilai pentingnya kemampuan membaca Al Quran sebagai bagian dari identitas kampus Islam. "Bagaimana mereka bisa beragama secara modern, bermakrifat rasional, jika membaca Al Quran saja tidak bisa?" tegasnya.

Tantangan itu menjadi salah satu fokus kepemimpinannya di tengah berbagai pencapaian UMY di bidang akademik. Saat ini, UMY memiliki 24 program studi terakreditasi internasional dari lembaga seperti LAM PTKes, FIBAA, ASIIN dan IABEE.

Akreditasi unggul

Selain itu, kampus ini juga mencatatkan 32 program studi dengan akreditasi unggul dari BAN-PT, 4 program studi tersertifikasi AUN-QA, dan 74 unit kerja tersertifikasi ISO 21001:2018.

Di bidang internasionalisasi, UMY memiliki 300 mahasiswa asing penuh waktu dan menerima sekitar 1.000 mahasiswa asing untuk program singkat setiap tahunnya. Sekitar 2.000 mahasiswa UMY berpartisipasi dalam program transfer kredit dan MBKM di luar negeri.

Prof Nurmandi juga mengungkapkan rencana pembukaan kampus baru di Batam melalui Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU). "Kami akan membuka program studi yang sesuai dengan kebutuhan industri di sana," jelasnya.

Terkait peringkat universitas, Prof Nurmandi menargetkan UMY bisa mencapai peringkat 600 hingga 800 dalam pemeringkatan global. "Ini penting karena merupakan ukuran reputasi sebuah perguruan tinggi, dengan berbagai indikator seperti publikasi internasional, riset, jaringan, sitasi, reputasi akademik dan reputasi alumni," tambahnya.

Meski menghadapi tantangan dalam literasi Al Quran, Prof Nurmandi menekankan UMY akan terus meningkatkan mutu secara berkesinambungan, termasuk mempersiapkan diri untuk standar akreditasi yang lebih tinggi seperti kategori 'A Plus'. (*)