Bayangan Suram Dunia Pendidikan, Butuh Kerja Cerdas Menghadapi Tantangan

Bayangan Suram Dunia Pendidikan, Butuh Kerja Cerdas Menghadapi Tantangan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Di era globalisasi ini, segala interaksi kehidupan berlangsung secara masif dan global. Sudah sewajarnya manusia di zaman sekarang mengerti dan memahami kinerja global.

Untuk menjembatani itu, maka dunia pendidikan menjadi sumber dari penyebaran pengetahuan global terhadap generasi bangsa. Akan tetapi, benarkah kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini belum mendukung globalisasi internasional?

Berdasarkan World Bank tahun 2020, Human Capital Index (Indeks Sumber Daya Manusia) Indonesia masih berada pada peringkat 87 dari 174 negara dengan nilai HCI (Human Capital Index) 0,54, yang notabene masih tertinggal dari beberapa negara di Asia Tenggara. Sangat miris.

Jika melihat data pendidikan Indonesia saat ini, bisa diasumsikan sepuluh sampai 20 tahun ke depan, Indonesia akan dipimpin oleh orang dengan pendidikan tertinggal, karena tidak diproyeksikan untuk bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Sebagai upaya menutup bayangan suram dunia pendidikan itu, pemerintah dan intelek-nasionalis yang peduli akan generasi bangsa wajib segera mengambil langkah pasti demi keselamatan dan kemajuan generasi.

Membentuk kurikulum yang memproyeksikan pelajarnya dapat berinteraksi dalam kancah nasional-internasional, dan dapat mengikuti, bahkan bisa menjadi pengaruh bagi keadaan zaman.

Pakar pendidikan dari Yogyakarta, Prof Suyanto mengatakan, saat ini dunia pendidikan tidak terkecuali perguruan tinggi, sudah semestinya mengembangkan ekosistem pendidikan yang mampu menjawab perkembangan zaman.

Menurut dia, perguruan tinggi tidak cukup hanya mengembangkan keilmuan dan profesionalitas, namun pada saat yang sama juga mesti dapat menciptakan SDM yang memiliki kemampuan andal di bidang-bidang yang menjadi minat mereka, termasuk kewirausahaan atau entrepreneur dan bahkan skill di entertaint karena sekarang zamannya content creator.

Bahkan, riset-riset yang dilakukan perguruan tinggi, idealnya tidak lagi sebatas pada riset keilmuan tapi juga riset-riset yang mampu menyejahterakan masyarakat. Dengan demikian, maka riset yang dikembangkan perguruan tinggi, bukan lagi menjadi riset yang menyedot anggaran, tapi sebaliknya menjadi riset yang menghasilkan banyak uang untuk masyarakat.

Terkait pengembangan pendidikan ke depan, Suyanto mengharapkan akan terbangun ekosistem pendidikan yang mampu menumbuhkembangkan talenta-talenta Tanah Air. Perguruan-perguruan tinggi bisa mengembangkan fokus pendidikan yang sesuai dengan keunggulan masing-masing. Selanjutnya, keunggulan ini juga harus dikolaborasikan dengan industri, sehingga hasil dari perguruan tinggi mampu mendorong optimalisasi SDM (Sumber Daya Manusia).

Rektor Sampoerna University Dr Wahdi Yudhi menyatakan, upaya membangun kurikulum dan ekosistem pendidikan berdaya saing global bisa dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya adalah mendorong kerja sama kolaboratif dengan berbagai kampus ternama di dunia. Salah satunya, tentu dengan dunia pendidikan di Amerika Serikat.

“Mengapa model pendidikan Amerika yang menjadi parameter? Karena jelas secara data. Berdasarkan US Bureau of Labor Statistics, Amerika menempati urutan pertama sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan serta kurikulum terbaik di dunia,” kata Wahdi.

Sampoerna University sudah mengembangkan kurikulum dan ekosistem yang mengacu pada standar pendidikan di Amerika Serikat. Bahkan, saat ini Sampoerna University merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan kurikulum berstandarkan pendidikan di Amerika.

“Dengan standar nasional dan internasional, Sampoerna University berkomitmen untuk selalu memberikan kontribusi substantif kepada masyarakat Indonesia melalui pendidikan. Hal ini selaras dengan misi kami untuk mendorong akselerasi pengembangan pemimpin masa depan Indonesia yang siap berkompetisi di kancah global,” jelas Wahdi Yudhi.

Strategi ini merupakan bagian dari upaya menyiapkan peserta didiknya untuk siap mengimbangi globalisasi, dan mampu bersaing aktif di kancah internasional.

Dalam segi kurikulum, Sampoerna University merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan model pendidikan tingkat tinggi layaknya Amerika. Ada pengetahuan umum dan interdisiplin yang digabungkan untuk dijadikan dasar pendidikan setiap jurusan.

“Kami menerapkan sistem perkuliahan dua arah project dan case study dengan baik dan masif. Kami juga menyediakan rangkaian kegiatan kokurikuler dan pra-profesional guna memastikan keberhasilan siswa, dan mempersiapkan pemimpin untuk masyarakat global,” lanjut Rektor Wahdi.

Sampoerna University merupakan lembaga pendidikan swasta. Namun  secara administratif universitas di L 39, Avenue Building Jalan Raya Pasar Minggu No Kav 16, RW 9, Pancoran, Jakarta Selatan ini, sudah teraftar dan legal di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Sejauh ini universitas tersebut sudah mencetak banyak alumni yang sukses, serta mampu bersaing di kancah internasional. Dikutip dari sampoernauniversity.ac.id, salah satunya adalah Nadiya Asmaranti Anita Putri yang berasal dari Lumajang, Jawa Timur.

Lulus dari Universitas Sampoerna, dalam jangka waktu tiga bulan iad mendapatkan pekerjaan full time di sebuah perusahaan ternama di luar negeri, dengan posisi sebagai marketing executive.

“Untuk teman-teman yang lagi belajar, usahakan mempersiapkan semuanya dengan matang, tetap semangat, jangan khawatir, dan jangan takut untuk keluar dari zona nyaman,” kata Nadiya memberi saran.

Saat ini, Sampoerna University memiliki empat fakultas (Fakultas Teknik dan Teknologi, Fakultas Bisnis, Fakultas Pendidikan serta Fakultas Seni dan Ilmu Pengetahuan) dengan 12 jurusan yang berbeda.

“Kami menyadari, pendidikan adalah hak setiap warga negara. Maka kampus kami membuka dan memberikan akses bagi calon mahasiswa dengan biaya pendidikan yang terjangkau, untuk mendapatkan pendidikan tinggi dengan kurikulum unik yang disusun dengan inti pendidikan umum Amerika. Sistem pendidikan kami mempersiapkan siswa untuk penyelesaian kredensial di Sampoerna University atau untuk transfer ke universitas manapun di Amerika Serikat atau Kanada,” ujarnya. (*)