PT Tatalogam Memproduksi Baja Ringan Antivirus
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Kecemasan terhadap cepatnya penularan virus korona atau covid-19, mendorong pabrikan baja ringan PT Tatalogam Lestari, melakukan inovasi baru.
Sejak sebulan terakhir, PT Tatalogam Lestari memproduksi baja ringan anti virus. Inovasi ini mampu meredam perkembangbiakan virus yang menempel pada logam.
Vice President PT Tatalogam Lestari, Stephanus Koeswandi, dalam rilisnya, Kamis (2/4/2020) mengatakan, dari hasil uji laboratorium diketahui, baja ringan anti virus ini terbukti dapat menangkal berbagai macam virus dan bakteri berbahaya termasuk covid-19 yang saat ini tengah mewabah.
Dikatakan, produk baja ringan anti virus ini, dilapisi cairan anti-virus khusus yang dapat menutup pori-pori baja. Sehingga virus maupun bakteri tidak dapat berkembang biak di permukaannya.
“Virus korona bisa hidup pada permukaan logam hingga 72 jam, bahkan lebih. Ini karena celah pori-pori benda tersebut jadi tempat hinggap bakteri dan virus,” jelasnya.
Ia menjelaskan, inovasi seperti ini pernah diterapkan saat Hongkong dan China dilanda wabah SARS pada tahun 2002-2004 silam. Saat itu China mencegah penyebaran virus dengan teknologi pelapisan baja, menggunakan cairan anti virus untuk digunakan di transportasi umum, seperti MRT, kereta dan tempat umum lain.
Teknologi ini yang kemudian dikembangkan agar dapat diproduksi di pabrik bahan baku baja ringan PT Tata Metal Lestari grup dari Tatalogam di Cikarang.
“Teknologi ini kami kembangkan lagi. Tadinya hanya bisa diproduksi dengan kuantitas terbatas, tapi dengan kami aplikasikan di mesin pelapisan (CGL), bisa diproduksi lebih cepat dan lebih banyak. Satu bulan kapasistasnya 18 ribu ton. Dan ini kami harap bisa digunakan di mana-mana,” jelas Stephanus.
Teknologi ini, katanya, diaplikasikan pada sejumlah produk dari PT Tatalogam, yakni baja ringan anti virus, Nexalume Antivirus dan Sakura Truss Avico.
Proses produksi Nexalume Anti Virus melalui tahapan coating 3 kali dengan nano-coating. Bahan baku ini, bisa digunakan dalam berbagai keperluan seperti meja peralatan medis di rumah sakit, dan bahkan transportasi umum, yang rawan dihinggapi dan menjadi tempat berkembang biak virus pembawa penyakit.
Sementara Sakura Truss Avico merupakan rangka atap baja ringan yang sudah dilapisi cairan anti virus. Rangka atap baja ringan anti virus ini diharapkan juga dapat melindungi masyarakat dari bakteri dan virus yang ditularkan dari binatang yang hidup di atap rumah seperti tikus, dan lain-lain.
“Produk ini memang untuk membuat permukaan baja ini jauh lebih aman digunakan. Jadi bisa mengurangi inhabitan rate atau tempat virus berkembang sampai 99,91 persen. Kalau virus nempel bukan lantas mati, tapi gak bisa berkembang biak,” lanjutnya.
Lapisan anti virus pada baja ringan ini, diklaim mampu bertahan antara 5-10 tahun tergantung keadaan lingkungan. Di kondisi ekstrem, lapisan bisa bertahan 5 tahun dan tidak butuh perawatan lain.
Hal ini menjadikannya sangat cocok untuk diaplikasikan pada berbagai benda, seperti meja rumah sakit, transportasi umum, perkantoran, rumah pribadi bahkan hingga benda-benda lain yang rawan dihinggapi virus seperti gagang pintu.
“Inovasi kami ini ikut membantu memerangi wabah wabah corona. Dan ke depan kalau ada penyakit lain yang disebabkan oleh virus maupun bakteri,” kata Step. (*/SM)