Peserta Upacara Hari Jadi Kalurahan Margoagung Berbusana Jawa
Adat budaya yang adiluhung itu indah dan baik untuk dilestarikan.
Nila Hastuti 
KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Pemeritahan Kalurahan Margoagung Kaoanewon Seyegan memperingati Hari Jadi ke-77, Kamis (7/9/2023). Momen peringatan dilaksanakan di Kantor Kalurahan Margoagung dengan pelaksanaan upacara bendera.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Lurah Margoagung, Djarwo Suharto. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo didampingi Panewu Seyegan, Samino.
Sebanyak 350 peserta yang berasal dari Pamong Kalurahan, karang taruna dan tokoh masyarakat mengikuti upacara secara tertib.
Salah satu hal yang menarik dari peringatan ini yakni penggunaan baju tradisional Jawa oleh petugas dan peserta upacara.
ARTIKEL LAINNYA: Disertai Peningkatan Kinerja, Ratusan PNS Pemkab Sleman Naik Pangkat
Lurah Margoagung, Djarwo Suharto menyampaikan penggunaan pakaian tradisional ini untuk kembali menanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal.
“Dengan diadakan upacara secara adat tradisi ini masyarakat diharapkan akan mengetahui bahwa adat budaya yang adiluhung itu indah dan baik untuk dilestarikan. Dengan berbusana Jawa ini juga menunjukkan bahwa kita adalah orang berbudaya, tahu sopan santun serta unggah-ungguh,” jelas Djarwo.
Sebagai bentuk syukur atas peringatan lahirnya Kalurahan Margoagung, dilakukan pemotongan tumpeng oleh Bupati Sleman yang didampingi Lurah Margoagung dan Panewu Seyegan.
Bupati Kustini, menyampaikan ucapan selamat hari jadi kepada seluruh pamong dan masyarakat Margoagung. Kustini berharap, dengan peringatan ini dapat menjadi momen untuk mempererat hubungan antarmasyarakat.
ARTIKEL LAINNYA: Peran JPT Pratama Strategis, Bantu Merumuskan Kebijakan Pimpinan Daerah
“Kami sampaikan ucapan selamat kepada seluruh masyarakat Margoagung yang memperingati Hari Jadi Kalurahan ke-77. Semoga dengan peringatan ini dapat menjadi momen untuk meningkatkan kerukunan antar warga dan semoga perekonomian masyarakat juga turut meningkat,” kata Kustini.
Kustini juga mengapresiasi penggunaan baju tradisional pada upacara tersebut. Hal itu dinilai sebagai salah satu wujud pelestarian budaya.
Bupati juga mengajak masyarakat agar terus menjaga budaya dan menerapkan nilai luhur yang terkandung di dalamnya, agar terus lestari di masa depan.
“Kalurahan Margoagung memperingati dengan mengangkat salah satu keistimewaan DIY yakni melalui penggunaan baju tradisional. Hal ini selaras juga dengan peringatan Keistimewaan DIY yang ke-11 belum lama ini. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi kalurahan lain untuk terus menggali potensi sebagai upaya pelestarian budaya,” kata Kustini. (*)
