Perlu Peran Serta Masyarakat untuk Menuju Pariwisata Berkelanjutan

Sektor pariwisata seharusnya tidak membawa dampak buruk dan dapat menyatu dengan lingkungannya.

Perlu Peran Serta Masyarakat untuk Menuju Pariwisata Berkelanjutan
Pemerhati masalah sosial, ekonomi dan kesehatan, Prima Sari. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Berbicara pariwisata tidak bisa lepas dari Yogyakarta yang kini menjadi destinasi primadona. Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat memberikan dampak jangka panjang.

“Pembangunan pariwisata berkelanjutan pada intinya berkaitan dengan usaha menjamin agar sumber daya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan untuk pembangunan pariwisata pada generasi ini agar dapat dinikmati untuk generasi yang akan datang,” ungkap Dra Prima Sari FLMI, pemerhati masalah sosial, ekonomi dan kesehatan, kepada wartawan, Sabtu (27/1/2023).

Menurut dia, pariwisata harus memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.

“Perkembangan pariwisata, termasuk pertambahan arus kapasitas akomodasi, populasi lokal, budaya, dan lingkungan, di mana perkembangan pariwisata dan investasi-investasi baru dalam sektor pariwisata seharusnya tidak membawa dampak buruk dan dapat menyatu dengan lingkungannya,” tambahnya.

Hal itu, lanjut dia, akan terjadi jika memaksimalkan dampak yang positif dan meminimalkan dampak negatif. “Maka beberapa inisiatif diambil oleh sektor publik untuk mengatur pertumbuhan pariwisata agar menjadi lebih baik dan menempatkan masalah akan sustainable tourism sebagai prioritas karena usaha atau bisnis yang baik dapat melindungi sumber-sumber atau aset yang penting bagi pariwisata tidak hanya untuk sekarang tetapi masa depan,” kata Prima.

ARTIKEL LAINNYA: Pariwisata DIY Tetap Menjadi Idola

Seperti diketahui, di Daerah Istimewa Yogyakarta selain berkembang desa-desa wisata, juga jenis wisata yang istimewa seperti  pegunungan, kota dengan berbagai heritage, wisata alam, budaya, seni pertunjukan, kuliner, wisata pantai dan laut di sepanjang pantai selatan yang indah.

Demikian juga adanya berbagai pilihan akomodasi, dari cabin hotel, edutel, hotel, sampai vila mewah tersedia. “Tinggal memilih sesuai kebutuhan dan budget,” terangnya.

Gambaran hampir semua destinasi dan berbagi produk  pariwisata dapat dilihat di semua sosial media baik itu akun yang diunggah oleh para wisatawan yang pernah berkunjung ke Jogja, content creator, pelaku dan industri pariwisata milik pemerintah maupun swasta maupun portal resmi Dinas Pariwisata DIY dan kabupaten/kota.

Artinya, pilihan konsep wisata juga beragam. Wisata Outbound yang fun sampai yang memicu adrenalin. Dari yang sekadar kumpul santai sampai untuk tujuan team building.

“Akhir-akhir ini kita lihat bebagai korporasi mengadakan koordinasi internal di DIY. Hal ini merupakan prestige baru bagi karyawannya jika diadakan rapat koordinasi di Yogyakarta,” kata Prima.

ARTIKEL LAINNYA: Proyek Mini Zoo Purworejo Dinyatakan Selesai 100 Persen

Dia melanjutkan, pembangunan pariwisata tidak bisa dipisahkan dengan partisipasi masyarakat. Mereka tidak ditempatkan lagi sebagai obyek yang hanya menerima apa yang diputuskan oleh pemerintah melainkan harus ditempatkan sebagai subyek.

“Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata menyebabkan timbulnya rasa memiliki dan ingin turut memelihara potensi pariwisata di daerahnya,” ujar Prima Sari.

Hal ini bisa terjadi ketika masyarakat lokal memiliki pengetahuan fenomena alam dan budaya yang ada di sekitarnya. Pariwisata merupakan produk hospitallity, maka modal keramahan secara otomatis masayarakat Yogyakarta menjadi daya dukung yang utama.

Ketika semua kebijakan dan keseimbangan ini terjadi maka dengan sendirinya akan terjadi peningkatan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat.

“Di sini masyarakat akan secara otomatis terlibat aktif terutama dalam hal kebersihan, penyediaan kedai-kedai dengan hygiene food, pengelolaan sampah, ketertiban umum,” kata Prima Sari, Calon Legislatif DPR RI Partai Demokrat Dapil DIY Pemilu 2024.

ARTIKEL LAINNYA: Dinas Pariwisata Sleman Berkomitmen Mempercepat Pengembangan Ekonomi Kreatif

Prima menambahkan, pariwisata di Yogyakarta yang sudah menjadi primadona bagi para wisatawan ini harus terus dikembangkan menjadi pariwisata berkenjutan karena Yogyakarta yang mudah dijangkau dari mana saja dengan berbagai jenis moda transportasi baik pribadi maupun transportasi umum.

Hal ini terlihat setiap akhir pekan dan liburan, jumlah  wisatawan di Yogyakarta sangat siginifikan baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Untuk mendukung hal itu pemerintah daerah harus terus dan gencar menerapkan clean desk policy. Contoh kecil yang sudah dilakukan adalah adanya larangan merokok dan membuang sampah sembarangan di tempat-tempat wisata, seperti Malioboro, Kraton, kawasan cagar budaya,” jelasnya.

Sebagai destinasi kedua setelah Bali, Yogyakarta sangat potensial baik dari sisi wisata budaya maupun alam. Untuk itu  pengembangan pariwisata tidak mengeksploitasi sumber daya lingkungan secara masif, melainkan dapat terus berkesinambungan hingga ke generasi-generasi selanjutnya.

Dampak positifnya dari pengembangan pariwisata meliputi lapangan kerja, bertambahnya kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan, terpeliharanya kebudayaan setempat dan dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan.

Tantangannya adalah, kata Prima Sari, tidak tersedianya sumber daya manusia yang cukup untuk dapat mengelola pembangunan di desanya, termasuk pembangunan pariwisata.

“Ini tugas kita ke depan. Sejalan dengan program pemerintah,  perlu segera mempercepat penyelesaian proyek infrastruktur, mendorong pengembangan atraksi wisata, meningkatkan kualitas amenitas, memperkuat promosi wisata, dan terus mendorong investasi,”kata  Prima Sari. (*)