Perkuat Industri Pariwisata Jogja, Jasindo Gandeng Biro Perjalanan Berikan Proteksi
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo wilayah Yogyakarta terus memperkuat bisnis pariwisata dengan proteksi asuransi. Proteksi atau perlindungan asuransi menjadi hal penting, mengingat risiko yang meningkat seiring bertumbuhnya industri pariwisata.
Menurut Kepala Representative Office Yogyakarta, Lambertus Dwi Setiawan, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi besar di bidang pariwisata yang terdiri dari 17 Lokasi Objek Wisata Marina, 11 Wisata Tirta, 82 Objek Wisata Sejarah, 98 Objek Wisata Alam, 44 Objek Wisata Museum, 148 Desa Wisata dan beberapa obyek wisata lainnya.
“Total obyek wisata sekitar 407 yang tercatat selama tahun 2023, dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 7.249.803. Hal ini menjadi potensi untuk perlindungan asuransi,” katanya, dalam sebuah kesempatan kepada sejumlah media.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kunjungan wisatawan ke DIY mengalami lonjakan pasca pandemi Covid-19. Jumlah kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) mengalami kenaikan 4 kali lipat jika dibandingkan tahun 2022.
Jumlah kunjungan Wisman hingga periode November 2023 sebanyak 94.039. Kondisi ini cukup signifikan jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2022, dengan jumlah wisman sebanyak 12.136 orang.
Secara Month to Month (MtM), kenaikan kunjungan wisman selama bulan November dibanding Oktober 2023 sebesar 11,89% atau sebanyak 8.536 wisman. Sedangkan secara Year on Year (YoY) kenaikan hampir 4 kali lipat atau naik 390,55%.
Kunjungan wisman di DIY tertinggi selama periode Januari-November 2023 masih didominasi wisman dari Malaysia dengan andil mencapai 40%, disusul Singapura 15% dan Tiongkok 4%. Sedangkan secara MtM dari Negara Malaysia mengalami peningkatan 34,25%, Singapura 45,62%, sementara Tiongkok mengalami penurunan 36,08%.
Jumlah wisman dari Kawasan ASEAN ini, memberikan andil mencapai 66,92 dari total jumlah wisawatan mancanegara. Disusul wisman dari Eropa sebesar 16,66 persen dan Kawasan Asia selain ASEAN sebesar 10,90 persen.
Ia menambahkan, Asuransi Jasindo memproteksi wisatawan dan objek wisata berupa Asuransi Kecelakaan Diri Pengunjung dan Petugas Objek Wisata, Asuransi Properti Objek Wisata, Asuransi Public Liability Objek Wisata serta Asuransi Kendaraan Bermotor Bagi Pengunjung maupun Pengelola Objek Wisata.
Dengan banyaknya objek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta akan mendorong perkembangan bisnis ikutan yakni jasa tour & travel. Pada 2023, Dwi Setiawan mencatat ada sebanyak 872 perusahaan/ cabang ataupun agen Biro Perjalanan Wisata di Yogyakarta. Dan jumlah ini akan terus tumbuh setiap tahunnya.
“Ini menjadi potensi luar biasa. Apalagi pemerintah Kota Yogyakarta dan DIY secara umum juga terus mendorong kearah quality tourism. Kami ingin ikut ambil bagian dalam semangat meningkatkan kualitas berwisata di DIY,” tegasnya.
Obyek wisata Tamansari di Keraton Yogyakarta. (Bappeda DIY)
Pasar Pendidikan dan AUTP
Selain pariwisata, potensi besar lainnya untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sektor Pendidikan. Sebagai Kota Pelajar, Yogyakarta memiliki tidak kurang dari 128 kampus. Jumlah ini belum termasuk Lembaga pendidikan setingkat playgroup, TK, SD, SMP dan SMA baik negeri maupun swasta yang tumbuh subur.
“Produk asuransi yang kami tawarkan berupa Asuransi Kecelakaan Diri siswa/ pelajar/ mahasiswa. Tapi kami juga mengcover asuransi properti Aset Lembaga Pendidikan maupun Asuransi Kendaraan Bermotor untuk operasional lembaga pendidikan,” ujarnya.
Selain itu, Asuransi Jasindo wilayah Yogyakarta juga menyukseskan program pertanian pemerintah melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Pada 2023 Jasindo Yogyakarta telah berhasil melindungi lahan pertanian lebih dari 11.500 hektar yang memberi dampak positif bagi perkembangan perekonomian di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
Di daerah, Asuransi Jasindo juga memperkuat program pemerintah AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi). Diwe melanjutkan, Indonesia adalah negeri agraris, eksistensi petani jadi perhatian pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional, salah satunya dengan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Untuk mencapai hal tersebut, perlu perlindungan terhadap petani dari risiko yang biasa dihadapi oleh petani, seperti serangan hama, banjir, dan kekeringan,” katanya.
Secara nasional, Jasindo sejak Oktober 2015, bergandeng tangan dengan Kementerian Pertanian menghadirkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk melindungi petani dari berbagai risiko dan meningkatkan daya saing usaha petani padi.
Hal ini sejalan dengan amanat yang tertuang dalam Undang-undang (UU) Nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, khususnya pelaksanaan strategi perlindungan petani melalui asuransi pertanian.
Direktur Pengembangan Bisnis Asuransi Jasindo, Diwe Novara mengatakan, korporasi juga semakin mendorong strategi dan pertumbuhan lini usaha di Marine Hull, Energy Offshore, Energy Onshore, Satelit, dan Liability.
Lini usaha Marine Hull dengan total Rp 166,43 miliar pada 2022 meningkat menjadi Rp 275,38 miliar pada 2023. Untuk Energy Offshore total Rp 570,79 miliar pada 2022 meningkat menjadi Rp 572,62 miliar pada 2023. Begitu pula dengan Energy Onshore total Rp39,62 miliar pada 2022 meningkat menjadi Rp 44,42 miliar pada 2023.
“Link usaha asuransi Satelit pun demikian. Sebelumnya total Rp 129,97 miliar pada 2022 naik menjadi Rp 283,40 miliar pada 2023. Liability Rp 40,00 miliar pada 2022 naik menjadi Rp 40,36 miliar pada 2023,” kata Diwe. (*)