Stunting Menjadi Bagian Tema KKN Mahasiswa UIN RM Said di Klaten

Prevalensi stunting di Kabupaten Klaten versi SSGI masih cukup tinggi yakni 19,87 persen dan Jawa Tengah sekitar 17 persen.

Stunting Menjadi Bagian Tema KKN Mahasiswa UIN RM Said di Klaten
Rakor Pra KKN UIN Raden Mas Said Surakarta di Pendopo Pemkab Klaten, Selasa (27/5/2025). (masal gurusinga/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, KLATEN -- Sejumlah 3.700 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di 149 desa dan kelurahan di Kabupaten Klaten pada 25 Juni hingga 31 Juli 2025.

Ketua LPPM UIN RM Said Surakarta, Prof Dr Muhammad Latif Fauzi, mengatakan terdapat empat tema yang diusung dalam KKN tersebut, yakni moderasi beragam, pencegahan stunting, pendampingan produk halal UMKM serta desa ramah perempuan dan anak.

"Nanti kami akan menyesuaikan kondisi masing-masing daerah dengan harapan agar kami bisa berkontribusi terhadap program inovasi daerah, termasuk harapan Pemkab Klaten terkait usulan Geopark di Bayat," kata Muhammad Latif Fauzi usai Rakor Pra KKN UIN Raden Mas Said Surakarta di Pendopo Pemkab Klaten, Selasa (27/5/2025).

Hadir dalam rakor tersebut, seluruh kepala desa dan lurah yang akan menjadi lokasi KKN Mahasiswa UIN RM Said, OPD terkait, camat dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Riset Daerah (Bapperida) Klaten Pandu Wirabangsa.

Sesuai keadaan

Pandu Wirabangsa berharap tematik yang diusung sesuai dengan keadaan di Klaten, seperti masalah stunting. "Sekarang ini di Klaten masih ada stunting," ujarnya.

Sekretaris Dissos P3APPKB Klaten Yunanto Sinung Nugroho yang hadir mewakili Kepala Dissos P3APPKB Klaten Puspo Enggar Hastuti menyambut positif rencana KKN mahasiswa UIN RM Said Surakarta di Kabupaten Klaten.

Menurutnya, terkait tema stunting dan desa ramah perempuan dan anak yang diusung dalam KKN bulan depan akan dikolaborasikan dengan OPD, kecamatan dan desa.

Menurut Sinung, prevalensi stunting di Kabupaten Klaten versi SSGI masih cukup tinggi yakni 19,87 persen dan Jawa Tengah sekitar 17 persen. "Di sinilah kita semua harus berkolaborasi untuk menurunkannya. Paling tidak kita upayakan dibawah rata-rata Jawa Tengah," katanya.

Empat program

Dinsos P3APPKB Kabupaten Klaten, lanjutnya, akan melibatkan berbagai SDM untuk berkolaborasi menurunkan prevalensi stunting, termasuk melalui program Genting (Gerakan Nasional Orang tua Asuh Cegah Stunting).

Pada Genting ada empat program yakni nutrisi, non nutrisi seperti jambanisasi atau pompanisasi, air bersih dan edukasi KIE. (*)