Peringati Hari Tari Dunia Ratusan Seniman Yogyakarta Sedekah Karya

Peringati Hari Tari Dunia Ratusan Seniman Yogyakarta Sedekah Karya
Panitia Jogja Joged menampilkan potongan tarian yang akan ditampilkan pada peringatan Hari Tari Dunia 2023 di Taman Budaya Yogyakarta. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Ratusan seniman tari Yogyakarta melakukan sedekah karya pada peringatan Hari Tari Dunia (HTD) 2023. Sedekah karya ini akan dihelat di Taman Budaya Kulonprogo, Sabtu (29/4/2023).

Pada kegiatan budaya ini juga tampil seniman-seniman ternama seperti Didik Nini Thowok, Soimah Pancawati, Anter Asmorotedja dan Bimo Wiwohatmo. Selain itu, international performance ini juga akan diikuti oleh seniman-seniman tari dari berbagai negara.

"Sedekah tari yang kami berinama Jogja Joged (Joged) ini juga akan diikuti penari-penari dari Jepang, Equador dan Jerman," ungkap Kusswananto Kuncoro Dewo, pimpinan Produksi Jogja Joget, saat konferensi pers, Rabu (26/4/2023).

Solidaritas seniman tari Jogja juga akan mengadakan dialog seni bertajuk Ngomong Joged, dengan narasumber RM Pramutomo, Bambang Paningron dan Didik Nini Thowok pada Jumat (28/4/2023) pukul 13:00 di Taman Budaya Yogyakarta. Acara ini sekaligus menjadi pembukaan perayaan Hari Tari Dunia yang telah diselenggarakan oleh Joged.

Ada pula pertunjukan Ragam Raga yaitu kolaborasi dengan tema keragaman tubuh-tubuh tari yang saling berinteraksi, bersinergi, dan saling mengisi dalam satu bentuk karya tari.

Puncak acara Jogja Joged adalah penampilan Tarian kolosal Joged Angguk yang ditarikan oleh perwakilan dari empat kabupaten satu kota di DIY beserta pelajar dari Kulonprogo. Tarian ini sekaligus menjadi closing ceremony perayaan Hari Tari Dunia 2023.

Ketua Panitia Jogja Joged, Acun Kuncoro Dewo, menambahkan tahun sebelumnya Jogja Joged berkeliling dari Kota Yogyakarta ke Bantul dengan mengusung seni tari khas daerah tersebut.

Saat ini pementasan yang terpusat di Kulonprogo akan melibatkan 450 penari yang sama sekali tidak menerima bayaran atau honorarium dari acara tersebut.

"Bahkan dulu awalnya kami urunan, istilahnya nyeketan gitu. Saat ini setelah didukung Dinas Kebudayaan pun, para seniman tari yang terlibat tidak dibayar. Ini sedekah kami sebagai penari, semakin banyak support semakin besar acaranya," ujarnya.

Dian Lakhsmi Pratiwi selaku Kepala Dinas Kebudayaan DIY mengatakan momentum peringatan hari tari dunia menjadi sebuah penanda bagi DIY sebagai salah satu kota budaya dan masyarakat tari dunia.

Kehadiran Jogja Joged yang ketiga kalinya ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan menguatkan diri dan komunitas budaya bahwa seni tari menjadi bagian penting bagi DIY.

"Seni tari sangat berkontribusi dalam mengembangkan kebudayaan di DIY. Sangat spesial kami bersama komunitas, bagian solidaritas, satu rasa karsa lima kabupaten/kota DIY menginisiasi Jogja Joged. Tahun ketiga ini ada narasi dari seniman bahwa mereka sedekah tari, didedikasikan dari Jogja menyapa dunia," tandasnya. (*)