Perangkat Desa di Bantul Jadi Panutan Gerakan Bela Negara

Kegiatan ini sangat strategis sebagai upaya membangun sistem pertahanan negara yang lebih sempurna.

Perangkat Desa di Bantul Jadi Panutan Gerakan Bela Negara
Penutupan sosialisasi pembinaan kesadaran bela negara bagi perangkat desa se-Bantul gelaran Kemhan RI di Hotel Ros In, Selasa (6/9/2023) sore. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Sejumlah 250 perangkat desa dari 75 kalurahan se-Bantul mengikuti Sosialisasi Pembinaan Kesadaran Bela Negara. Kegiatan yang diselenggarakan Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI itu berlangsung di Hotel Ros In, Selasa (6/9/2023) sore.

Ditjen Pothan Kemhan Mayjen TNI Muhammad Fadjar MPICT menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas antusiasme seluruh peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung dua hari itu.

"Acara telah berlangsung relatif singkat, namun demikian diharapkan tidak mengurangi esensi pentingnya pembangunan sikap mental dan karakter bangsa yang cinta tanah air, sadar berbangsa bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban bagi bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal Bela Negara," kata Muhammad Fadjar dalam sambutan tertulis dibacakan Kasubdit Lingkungan Pekerja Direktorat Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan, Dr Indah Permata.

Dia berharap materi yang telah disampaikan oleh para narasumber menjadi referensi penting bagi para peserta. Mereka adalah para kader bela negara yang punya peran penting menyebarluaskan nilai nilai dasar bela negara kepada lingkungannya masing masing. Agar bela negara menjadi gerakan nasional.

Penyerahan sertifikat kepada peserta sosialisasi. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

“Terlebih karena Bapak dan lbu adalah para tokoh yang juga panutan sekaligus role model bagi lingkungannya masing-masing, sehingga aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam kehidupan sehari-hari menjadi hal penting guna mewujudkan gerakan nasional bela negara,” kata dia.

Diakui, misi yang diemban kader bela negara tidaklah ringan. “Namun saya yakin dengan ketokohan Bapak Ibu sekalian mampu membuat kreasi dan inovasi dalam mengaktualisasikan dan menyebarluaskan nilai-nilai bela negara ini kepada masyarakat luas," tandasnya.

Usai sambutan, Indah Permata secara resmi menutup kegiatan sosialisasi dengan pemukulan palu dan penyematan pin bagi perwakilan peserta, serta menyerahkan sertifikat.

Pada hari kedua para peserta mendapat materi dari narasumber Letkol Kal Toto Istanto SE M Si (Kasi Anev Subdit Lingja Dit Bela negara Ditjen Potan Kemhan RI), St Heru Wismantoro Kepala Badan Kesbangpol Bantul dan Arif Darmawan dari  Dinas Kominfo Bantul.

Perwakilan peserta sosialisasi menerima sertifikat. (sariyati wijaya/koranbernas.id)

Adapun narasumber sosialisasi hari pertama adalah Mayjen TNI Piek Budyakto (Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ekonomi Kemenhan RI) serta Brigjen TNI G Eko Sunarto S Pd M Si selaku Direktur Bela Negara Kemenhan RI.

Bupati Bantul H  Abdul Halim Muslih saat membuka acara menyampaikan kegiatan ini sangat penting dan strategis sebagai upaya membangun sistem pertahanan negara yang lebih sempurna.

Semoga melalui sosialisasi ini akan terbentuk kader bela negara yang memiliki kemampuan andal mengimplementasikan   dan mengintegrasikan nilai dasar bela negara dalam sikap perilaku dan tindakan sehari-hari.

“Kita ketahui bersama bahwa bela negara adalah tanggung jawab seluruh warganya, seluruh rakyat Indonesia itu bukan hanya tanggung jawab TNI saja atau aparat pemerintah melainkan tugas kita bersama untuk menjaga kedaulatan keutuhan dan keamanan negara kita tercinta Republik Indonesia," kata bupati.

ARTIKEL LAINNYA: 2.000 Mahasiswa Baru UMBY Mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus

Hal ini secara konstitusional tegas tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1 di mana dalam pasal tersebut tertulis hak dan kewajiban setiap warga negara untuk turut serta dalam upaya pembelaan pertahanan dan keamanan negara.

Menurut bupati, sosialisasi adalah salah satu upaya nyata membangun kesadaran bela negara di tengah masyarakat, khususnya di kalangan perangkat kelurahan yang memiliki peran sangat penting dan strategis dalam struktur pemerintahan kalurahan.

"Kepada para perangkat kelurahan yang hadir saya ingatkan bahwa peran saudara-saudara dalam mewujudkan warga negara yang memiliki kemampuan dan kesadaran bela negara sangatlah krusial sebagai ujung tombak pemerintahan di tingkat dasar.  Lurah dan pamong memiliki akses dan pengaruh yang besar terhadap masyarakat, oleh karena itu saya berharap yang hadir di sini dapat menjadi agen perubahan yang membantu menyebarkan nilai-nilai bela negara kepada warga masyarakat di Kabupaten Bantul," tandasnya.

Bela negara bukan hanya tentang kemampuan fisik dalam pertahanan tetapi juga tentang kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan serta menjaga keutuhan NKRI. “Bela negara juga berarti kita harus selalu siap untuk menghadapi berbagai tantangan halangan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar,” kata bupati.

ARTIKEL LAINNYA: Raperda Tata Ruang DIY 2023 - 2043 Selesai, Ada Jaminan Kualitas Air dan Udara

Dia mengingatkan kepada lurah tentang adanya keputusan Gubernur mengenai budaya Satria karena istilah Satria atau kesatria ini sering diidentikkan dengan TNI saja, sementara sebagai kesatria atau Satria Nusantara.

Tetapi sesungguhnya Satria seorang Satria ini bisa menjadi milik siapa saja asal memiliki karakter dan sifat sebagai seorang Satria.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X telah menerbitkan keputusan Gubernur DIY tentang budaya Satria di mana seluruh warga Yogyakarta ini diarahkan dan didorong agar memiliki sifat-sifat seorang Satria. (*)