Formakob Deklarasi Anti Komunis

Formakob Deklarasi Anti Komunis

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Forum Komunikasi Masyarakat Anti Komunis Bantul (Formakob) mengelar Sarasehan Kebangsaan “Waspada Bangkitnya Komunisme di NKRI” di Kopi Kita, Jalan Ring Road Manding, Minggu (26/7/2020) malam. Sarasehan dilanjutkan dengan deklarasi anti komunis oleh semua elemen masyarakat yang hadir, dipimpin tokoh pejuang M Suhud.

 

Bertindak sebagai moderator adalah Sekjen GNPF-Ulama, Ustadz Edy Mulyadi, dengan pembicara HM Syukri Fadholi (tokoh masyarakat DIY), Mayor (Purn) Suyadi dari PPIR serta Bambang Wahyu Nugroho (akademisi dan tokoh Muhammadiyah). Sarasehan dihadiri lebih dari 200 orang hingga meluber ke luar ruangan.

 

Deklarasi berisi Formakob sebagai wadah komunikasi, koordinasi dan perjuangan melawan ideologi komunisme, leninisme dan marxisme yang terlarang di NKRI. Formakob juga berkomitmen memaksimalkan upaya preventif, antisipatif dan proaktif menjaga masyarakat, bangsa dan negara dari rongrongan gerakan komunisme yang hendak menyesatkan sejarah, mengganti dasar negara, mengadu domba agama-agama serta hendak membunuhi ulama serta tokoh bangsa.

 

Formakob juga menyatakan komitmen menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika serta mempertahankan Pancasila berdasarkan Ketuhanan YME yang telah final.

 

“Kami mendesak pemerintah untuk mengusut dalang perumus RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang tidak mencantumkan Tap MPRS XXV/Tahun 1966 dan hendak mengganti penafsiran Pancasila dengan Trisila dan Ekasila serta RUU jelmaanya, apa pun namanya. Dan menuntut pemerintah menangkap semua oknum yang hendak mengganti dasar negara yang telah final,” tegas M Suhud ditirukan semua yang hadir.

 

Formakob juga mendukung pemerintah supaya tegas melarang penyebaran paham komunisme, leninisme dan marxisme serta membuat kampanye anti komunis yang massif.

 

Ketua Formakob, Herwanto Sulistyo ST, mengatakan sarasehan dan deklarasi serta pernyataan sikap tersebut sebagai upaya  prenventif dan mencegah bangkitnya kembali komunisme ataupun PKI di tanah air.

 

Sementara HM Syukri Fadholi mengatakan, 75 tahun lalu Allah berkenan Ridho dengan memberi kemerdekaan yang diraih dengan tidak mudah. Namun baru 3 tahun kemudian, yakni 1948, Komunis memberontak di Madiun. Dan saat itu PKI berhasil dihancurkan Pasukan Siliwangi.

 

“PKI tidak kapok, karena mereka licik, pandai berbohong, membolak balikan fakta. Walau hancur berkeping-keping pasti akan bangkit, karena itu ciri komunis. Mereka seperti spiral, saat ditekan tidak kelihatan, jika diberi kesempatan mereka akan bangkit membabi buta,” katanya.

 

Maka tahun1966 pemerintahan Presiden Soeharto membentuk Tap MPRS  XXV/1966 bahwa komunisme jadi ormas terlarang hingga saat ini. Pancasila sudah final sebagai dasar negara, sehingga tidak boleh ada yang mengubah. Maka siapa yang cinta NKRI harus melakukan perlawanan.

 

Bambang Wahyu mengatakan, komunisme tidak akan pernah mati.

Mereka akan memprovokasi dengan cara apapun, termasuk musuh politis. Dipecah belah agar tidak kuat melawan anasir-anasir yang dilakukan komunis.

  Sementara Mayor (Purn) Suyadi mengatakan, komunis harus dilawan dan tidak boleh eksis di negara ini. (eru)