Penyanyi Mitty Zasia Menuangkan Kegelisahan Perantau Perempuan
Pengejar mimpi sering babak belur dihantam proses. Tak terkecuali Mitty.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Lima tahun usai merantau dari Sulawesi Utara ke Yogyakarta, Mitty Zasia menemukan apa yang selama ini terasa kurang di hidupnya yaitu mimpi besar yang perlu dikejar. Masalahnya, tidak ada yang memberi peringatan efek samping dari mimpi itu.
Pengejar mimpi sering babak belur dihantam proses. Tak terkecuali Mitty. Kenyataan bahwa dia juga perempuan dan perantau punya dinamika tersendiri dalam upayanya mencapai cita-cita itu.
Perjalanan panjang itulah yang membuatnya rutin berpikir sampai khawatir berlebihan. Kegelisahan tersebut lantas dirangkum dalam 15 lagu pada album keduanya, Nanti Malam Kupikir Lagi.
“Lagu-lagu di album ini semuanya keresahan yang mengganggu pikiranku, rata-rata muncul tengah malam terus sampai pagi dan berulang besoknya, makanya album ini kuberi judul Nanti Malam Kupikir Lagi,” ujar Mitty, Rabu (23/10/2024).
Waktu rawan
Saat ditelaah lebih dalam, perbincangan Mitty dengan diri sendiri pada waktu-waktu rawan itu berputar soal situasinya sebagai perempuan, pemimpi dan perantau.
Sebagai perempuan, Mitty mempertanyakan bagaimana dirinya tumbuh besar mengemban beban sosial yang tidak dimintanya lewat lagu seperti Tolak Ukur dan Untuk Perempuanku di Cermin. Untuk lagu yang disebut terakhir, Mitty berkolaborasi dengan solois perempuan asal Semarang, Fanny Soegi.
Selanjutnya, Mitty merangkum berbagai ribut di kepalanya selama merantau dan mengejar mimpi. Mulai dari betapa beratnya harus jauh dari orang-orang yang disayangi lewat Pada Akhirnya Berkawan Berlalu dan Rela Tak Semudah Kata, berkutat melawan suara-suara bising.
Sesuatu yang meragukan keputusannya tertuang lewat lagu Keluar Kamar dan Terbentur kan Terbentuk hingga mendapati kenyataan demi kenyataan pahit hidup yang ia temui selama proses itu lewat Sandwich dan Kepala Tiga.
Cukup mewakili
Bekerja sama dengan sutradara Bagus Tikus, video klip Bukan Seleramu sudah bisa ditonton di YouTube pada hari perilisan album. Seluruh pengerjaan lagu pada album Nanti Malam Kupikir Lagi dipercayakan Mitty sepenuhnya kepada enam produser di Yogyakarta. Mereka adalah Sasi Kirono, Fareeq Angkasa, Yabes Yuniawan, Awalawe, Adiyatma Dadi Raharjo dan Usaha Terbaik Kita.
Artwork album dikerjakan oleh seniman visual Jogja, Isac Kumoro. Mitty juga bekerja sama dengan Mohammed Kamga, Endah Widiastuti, dan Lintang Larasati sebagai vocal director.
“Aku yakin banyak perempuan lain yang memperjuangkan mimpinya, semoga lagu-laguku bisa turut mewakili mereka untuk terus jalan. Semua orang punya uniknya masing-masing, apa yang ada di aku, itu yang kugali,” kata Mitty. Album Nanti Malam Kupikir Lagi sudah bisa didengarkan di seluruh gerai musik digital. (*)