Pentingnya Menumbuhkan Jiwa Enterpreneur di Pesantren
KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI menggelar Bimbingan Teknis Wirausaha Baru IKM berbasis Pondok Pesantren di Hotel Royal Ambarukmo, Sabtu (14/3/2020). Kegiatan tersebut diikuti santri dari Ponpes Pangeran Diponegoro (Sleman), Ponpes Nurul Haromain (Kulonprogo), Ponpes Darul Quran (Gunungkidul), Ponpes Al Hikmah Karangmojo (Gunungkidul), Ponpes Raudhatul Ulum (Kebumen), Ponpes Darul Fikr Al Madai (Boyolali) dan Ponpes Al Musanni (Sragen) dengan total peserta 300 orang.
Bimtek dibuka oleh Dirjen IKMA, Gati Wibawaningsih, dan akan berlangsung hingga 17 Maret di Ponpes masing-masing.
Materi bimbingan teknis berupa IKM makanan ringan kepada Pondok Pesantren Al Hikmah Karangmojo, pengolahan roti kepada Pondok Pesantren Nurul Haromain dan Pondok Pesantren Raudlatul ‘Ulum, serta perbengkelan roda dua kepada Pondok Pesantren Darul Fikr Al Madai, Pondok Pesantren Al Musanni, Pondok Pesantren Darul Quran dan Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro.
Selain kegiatan bimbingan teknis, Ditjen IKMA juga memfasilitasi mesin atau peralatan produksi dan peralatan pendukung lainnya sehingga dapat dimanfaatkan oleh unit bisnis yang ada di pondok pesantren serta meningkatkan kapasitas produksi yang sudah ada.
“Awal tahun 2020 kami telah melaksanakan program ini di Banten dan Tegal. Kali ini kami kembali melanjutkan Santri Berindustri melalui Program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM Berbasis Pondok Pesantren dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin dan peralatan kepada 7 Pondok Pesantren di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah,” kata Gati Wibawaningsih.
Dalam Bimtek ini Dirjen IKMA juga menghadirkan narasumber dari IdEA yang memberikan wawasan tentang perkembangan digital marketing yang merupakan bagian dari revolusi Industry 4.0 dan sejalan dengan program Kemenperin: Making Indonesia 4.0.
Menurut Gati, dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Berdasarkan data Kementerian Agama, pada tahun 2016 pondok pesantren di Indonesia berjumlah 28.194 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sebanyak 4.174.094 santri.
“Sejak tahun 2013 hingga saat ini kami telah membina sebanyak 52 pondok pesantren yang tersebar di tujuh provinsi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Timur, dan Banten dengan lebih dari 9.348 orang santri melalui pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan,” jelasnya.
Adapun bidangnya terdiri konveksi, daur ulang sampah, alas kaki (sandal), pupuk organik cair, perbengkelan roda dua, body care, pengelasan, paving block, olahan pangan, olahan minuman dan perbaikan elektronik rumah tangga.
Gati menegaskan akan terus menjalankan program Santripreneur untuk mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuh-kembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri. "Ini merupakan program prioritas kami guna menyokong pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.
Gati juga menyampaikan, pihaknya membuka kesempatan bagi seluruh pondok pesantren di Indonesia yang ingin mengikuti program Santripreneur, untuk mengirimkan proposalnya langsung ke kantor Ditjen IKMA Kemenperin, Jakarta, atau bisa menghubungi melalui akun @ditjenikma di berbagai kanal media sosial.
“Kami meyakini, para santri generasi muda akan mampu menjadi agen perubahan yang strategis dalam membangun bangsa dan perekonomian Indonesia di masa mendatang,” katanya.
Apalagi, mereka sudah memiliki modal selama di pesantren seperti kedisiplinan, tepat waktu dan kejujuran yang bisa menjadi dalam meniti usaha.
Kepala Disperindag DIY, Aris Riyanta, mengutip pernyataan Presiden Jokowi mengatakan bahwa negara maju perlu enterpreneur 14 persen. Sementara di Indonesia baru 3,1 persen.
"Maka dengan kegiatan ini diharapkan akan mampu menambah jumlah enterpreneur di tanah air sehingga menjadikan Ponpes sebagai salah satu pengembangan industri di tanah air,” katanya. (eru)