Pemkab Kebumen Mengalokasikan Beasiswa untuk 3.056 Pelajar SD dan SMP
Beasiswa diberikan bukan karena pilkada. Beberapa tahun terakhir terakhir, beasiswa telah disalurkan.
KORANBERNAS.ID, KEBUMEN -- Pemkab Kebumen mengalokasikan anggaran untuk beasiswa siswa pendidikan dasar dari keluarga tidak mampu. Anggaran beasiswa dialokasikan untuk 3.056 pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan hal itu saat menyerahkan secara simbolis beasiswa siswa SD dan pembinaan untuk pendidik dan tenaga kependidikan SD se-Kecamatan Pejagoan di Kantor Kecamatan Pejagoan, Jumat (13/9/2024).
"Ada 2.037 siswa SD dari keluarga kurang mampu yang mendapat beasiswa dari Pemkab Kebumen sebesar Rp 400 ribu per siswa," kata bupati.
Uang beasiswa bisa digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah, seperti buku maupun sepatu. Beasiswa untuk siswa kelas 6 bisa digunakan membeli keperluan sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Anggaran
Menurut bupati, beasiswa untuk siswa kelas 9 SMP diberikan kepada 1.019 siswa. Masing-masing siswa menerima bantuan sebesar Rp 730 ribu. Anggaran yang disediakan total Rp 743 juta.
"Beasiswa juga diberikan kepada lima siswa SMA/sederajat untuk kuliah di Universitas Pertamina, termasuk beasiswa untuk ribuan santri, " kata Arif Sugiyanto.
Arif menegaskan, beasiswa diberikan bukan karena menjelang pilkada. Beberapa tahun terakhir terakhir, beasiswa telah disalurkan. "Jadi jangan disalahpahami. Kita memang ingin memberikan penguatan SDM kita dengan pemberian beasiswa," kata Arif Sugiyanto.
Penguatan sumber daya manusia sama pentingnya dengan penguatan infrastruktur. "Jalan boleh rusak, tapi pendidikan tidak boleh rusak. Anggaran pendidikan hampir memakan separuh dari APBD Kebumen, sekitar Rp 1 triliun," kata Arif Sugiyanto.
Jumlahnya besar
Anggaran sebesar itu diperuntukkan gaji guru, membangun sarana prasarana, pemberian beasiswa sehingga jumlahnya besar.
"Membangun SDM yang berkualitas itu jauh lebih penting dibanding infrastruktur jalan. Meski dampaknya tidak langsung dirasakan, baru bisa lima atau sepuluh tahun ke depan," kata bupati. (*)