Sosok Ki Hadjar Dewantara akan Difilmkan
Ketua Dewan Pembina PKBTS, Ki Idham Samawi,mengatakan Ki Hadjar Dewantara memiliki nilai-nilai luhur untuk kokoh berdirinya bangsa ini.
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Sosok tokoh bangsa Ki Hadjar Dewantara dibuat kisahnya dalam sebuah buku serta akan difilmkan. Dengan demikian tokoh yang terkenal dengan ajaran Ing Ngarsa Sung Tuladha ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani tersebut lebih dikenal secara luas termasuk generasi muda. Harapannya nama dan ajaran Ki Hajdar Dewantara terus lestari.
Ini terungkap saat acara peringatan HUT ke-95 Persatuan Keluarga Besar Tamansiswa (PKBTS) Bhakti PKBTS untuk Indonesia Tasyakuran dan Peluncuran Buku PKBTS dari Masa ke Masa: Antara Idealitas dan Realita di Gedung Fakultas Ekonomi UST, Sabtu (19/4/2024) sore.
"Kita ambil contoh tokoh pendiri Muhammadiyah sudah ada filmnya tentang KH Ahmad Dahlan. Pun pendiri NU, Kiai Hasyim Asy’ari juga sudah ada filmnya. Maka tokoh Ki Hadjar Dewantara tentu perlu kiranya dibuat fillm agar semakin banyak orang yang mengenal," kata Ki Gandung Ngadina MPd, Ketua Harian Majelis Luhur Tamansiswa.
Selain itu, Ngadina juga mengapresiasi terbitnya buku yang ditulis dengan Ketua Tim Ki R Bambang Widodo tersebut. Dalam sejarahnya Ki Hadjar Dewantara dan Nyi Hajar Dewantara tercatat ikut hadir pada waktu Ki Sugondo Kartopadjo dan kawan-kawan mendirikan Persatuan Bekas Murid Tamansiswa (PBMTS) yang dalam perjalananya berubah nama menjadi PKBTS di kompleks perguruan Tamansiswa Jalan Tanjung (sekarang bernama Jalan Gajahmada) Pakualaman Yogyakarta. Di gedung tersebut sebagai awal mula Ki Hadjar Dewantara mendirikan perguruan Tamansiswa pada 3 Juli 1922.
Pada buku ini terhimpun peran para bekas murid Tamansiswa yang bergerak dan berjuang membantu Ki Hadjar Dewantara sebagai pemimpin Tamansiswa dan gerakan rakyat melawan Orderwijs Ordonantie tahun 1932 atau OO 1932.
Permainan anak yang dilestarikan Lab Sariswara dan dimainkan saat perayaan PKBTS. (sariyati wijaya/koranbernas.id)
Perjuangan tersebut berhasil gemilang dengan dicabutnya OO 1932. Di samping itu, pada buku tersebut juga ditampilkan kiprah dan perjuangan alumni pecinta dan simpatisan di dalam dan luar Tamansiswa yang membantu perguruan Tamansiswa di daerah-daerah maupun Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa serta sumbang saran kepada pemerintah di bidang pendidikan dan kebudayaan.
"Melalui tulisan dan ilustrasi foto yang menyajikan kegiatan selama perjalanan 95 tahun, kami berharap anggota PKBTS pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya akan dapat memperoleh tambahan pengetahuan informasi dan memahami sejarah perjalanan PKBTS dari masa ke masa yang telah dilakukan oleh para pendiri tokoh dan pengurus PKBTS yang telah wafat mendahului kita. Buku ini layak dibaca dan bermanfaat sebagai pustaka untuk koleksi di perpustakaan Tamansiswa," katanya.
Ketua Dewan Pembina PKBTS, Ki Idham Samawi mengatakan Ki Hadjar Dewantara sebagai pendiri Tamansiswa memiliki nilai-nilai luhur untuk kokoh berdirinya bangsa ini.
Salah satu nilai yang ditanamkan ki Hadjar adalah dasar negara Pancasila yang mampu mempersatukan Indonesia dengan lebih 700 bahasa, suku, adat istiadat, lebih dari 100 kerajaan.
"Negara lain banyak yang pecah karena tidak ada pemersatunya misal Uni Soviet. Pancasila mampu menyatukan NKRI. Karena ini ideologi bukan impor tapi digali pendiri bangsa yang juga terdiri beragam agama. Salah satu yang ikut menggali adalah Ki Hadjar Dewantara," jelasnya.
ARTIKEL LAINNYA: MAN 2 Bantul Sosialisasi PPDB ke Pesantren
Menurut dia, ajaran luhur dan mulia dari tokoh bangsa ini jangan sampai hilang, namun harus terus dikembangkan dan dilestarikan karena sangat sesuai untuk jati diri bangsa Indonesia dari masa ke masa.
Nilai luhur itu harus dikenalkan kepada generasi muda sehingga NKRI ke depan semakin kokoh dan kuat berdiri dalam bingkai persatuan.
Ketum PKBTS Ki Dr HM Munawaroh mengatakan buku PKBTS yang telah selesai ditulis ini merupakan bukti sejarah yang tidak bisa dilupakan.
"Pendiri Tamansiswa punya peran besar bagi NKRI. Dan kami sedang menyusun tentang Ki Hadjar Dewantara untuk menjadi sebuah buku dan film agar ajaran Ki Hadjar Dewantara dikenal luas dan jangan sampai Tamansiswa hilang. Kalau bukan oleh kita, siapa lagi?" tandasnya.
Rektor Universitas sarjanawiyata Taman Siswa Ki Profesor Pardimin mengatakan Tamansiswa sebagai perintis pendidikan nasional telah berhasil meletakkan dasar dan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia sudah berdiri sejak 3 Juli tahun 1922.
ARTIKEL LAINNYA: Generasi Z Memikul Pembangunan di Masa Depan
Tamansiswa idealnya sudah menjadi organisasi maju dan berjaya terutama dalam penyelenggaraan pendidikan. Realitanya saat ini Tamansiswa masih harus berjuang terutama dalam menghadapi hambatan dan tantangan.
Misalnya kondisi sekolah pada cabang-cabang Tamansiswa yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia kondisinya banyak yang kritis dan memprihatinkan bahkan ada yang terpaksa tutup.
"Tamansiswa harus bangkit dan maju untuk mengatasi hambatan dan tantangan. Perjuangan Tamansiswa wajib didukung oleh berbagai pihak termasuk PKBTS. Ini adalah momentum yang tepat memasuki usia ke-95 tahun, PKBTS harus berperan mendampingi Tamansiswa berkontribusi nyata dalam memajukan Tamansiswa," kata rektor.
Acara ulang tahun selain diisi peluncuran buku, juga pemotongan tumpeng, pembacaan doa serta permainan anak oleh Lab Sariswara. (*)