Pemerintah Tak Bisa Sendirian Mempercepat Program Satuan Pendidikan Aman Bencana

Pemerintah Tak Bisa Sendirian Mempercepat Program Satuan Pendidikan Aman Bencana
Workshop Penyusunan Rencana Kerja Sekber SPAB Daerah DIY, Selasa (16/5/2023), di KJ Hotel Yogyakarta. (sholihul hadi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DIY, M Taufik, berharap perguruan tinggi, asosiasi, dunia usaha maupun organiasi sosial kemasyarakatan ikut membantu mempercepat implementasi program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Dia juga menaruh harapan kepada Nahdlatul Ulama (NU) serta Muhammadiyah mengingat dua organisasi tersebut memiliki banyak lembaga pendidikan, sekolah maupun pesantren.

Selain itu, organisasi Pramuka juga bisa menjadi agen untuk mewujudkan SPAB. Inilah bentuk keguyuban, saiyeg saeka kapti, dalam rangka memberikan perlindungan masyarakat terutama pada entitas satuan pendidikan.

“Betul, ini kerja yang sangat besar. Tahun-tahun kemarin, pemerintah sendirian kecepatannya sangat rendah. Setahun hanya bisa sekitar 25 SPAB. Jadi, bisa dibayangkan dari 8.268 satuan pendidikan di DIY sekian puluh tahun tidak akan selesai,” kata Taufik kepada wartawan, Selasa (16/5/2023) di KJ Hotel Jalan Parangtritis Mantrijeron Yogyakarta, di sela-sela Workshop Penyusunan Rencana Kerja Sekber SPAB Daerah DIY.

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DIY, M Taufik. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Taufik yang sehari-hari bekerja di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY ini mengakui, secara umum DIY termasuk daerah dengan tingkat risiko bencana kategori sedang. Namun demikian terdapat dua kabupaten yaitu Bantul dan Kulonprogo memiliki tingkat risiko bencana kategori tinggi.

“Hampir semua sekolah atau satuan pendidikan berada di kawasan rawan bencana. Maka, perlu diinisiasi, dibentuk dan dikokohkan menjadi SPAB. Karena jumlahnya sangat banyak tidak mungkin pemerintah sendirian,” ujarnya.

Keberadaan Sekretariat Bersama (Sekber) SPAB DIY diharapkan menjadi wahana atau wadah konsolidasi sekaligus koordinasi para pihak, antara pemerintah dan non-pemerintah untuk percepatan program SPAB.

“Rencana kerja yang dibahas hari ini menjadi konsensus sekaligus komitmen bersama. Nanti, semua melaksanakan kemudian dipantau bersama, akhirnya ada percepatan untuk mewujudkan perlindungan terhadap anak-anak usia sekolah,” jelasnya.

Jika menggunakan pendekatan data, lanjut Taufik, total terdapat 500 ribu siswa, guru dan tenaga kependidikan di sekolah-sekolah di DIY. Mereka harus dilindungi dari potensi atau risiko ancaman bencana di lingkungan masing-masing. “Sinergi ini kita harapkan terbangun melalui Sekber SPAB DIY,” kata dia.

Sebagian dari peserta Workshop Penyusunan Rencana Kerja Sekber SPAB Daerah DIY. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Workshop Penyusunan Rencana Kerja Sekber SPAB Daerah DIY yang diselenggarakan Disdikpora DIY kali ini dibuka oleh Sekretaris Dinas Dikpora DIY, Tri Wahyuni. Hadir pula Project Coordinator Yayasan Plan International Indonesia, Enos Ndapareda.

Selain mengapresiasi kegiatan workshop, Tri juga berharap satuan pendidikan memperoleh penguatan-penguatan termasuk melalui fasilitasi pembuatan Peta Jalan Program SPAB di DIY periode 2023 - 2026.

Langkah tersebut sesuai dengan harapan Gubernur DIY, yaitu sebagai bagian dari upaya memenuhi hak anak-anak usia sekolah memperoleh perlindungan dari ancaman bencana. (*)