Tim UMBY Mendirikan Bank Sampah Berbasis Digital

Bank sampah berbasis digital dapat menjadi sarana terbentuknya kesadaran peduli lingkungan.

Tim UMBY Mendirikan Bank Sampah Berbasis Digital
Kegiatan PkM tim UMBY di TKIT Mekar Insani Suryodiningratan Kota Yogyakarta. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) menginisiasi kegiatan Pendirian Bank Sampah Berbasis Digital dan Sociopreneur untuk Mengembangkan Literasi Lingkungan pada Anak Sejak Dini.

Tim PkM UMBY terdiri dari tiga orang yaitu Arita Witanti MFC, Dr Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto dan Malida Fatimah M Cons.

Kepala Humas UMBY Widarta MM, Rabu (17/7/2024), menjelaskan PkM mendapat dukungan dana hibah dari Dikti. "Kegiatan telah dilaksanakan Selasa (9/7/2024) pekan lalu di  TK IT Mekar Insani Suryodiningratan Mantrijeron Kota  Yogyakarta, dengan dihadiri 30 peserta terdiri dan guru dan orang tua wali murid TK IT Mekar Insani," kata Widarta.

Arita Witanti menjelaskan, pendirian bank sampah berbasis digital dapat menjadi sarana terbentuknya kesadaran peduli lingkungan yang lebih mudah dikelola.

Peserta mendengarkan penjelasan mengenai bank sampah berbasis digital oleh tim dari UMBY. (istimewa)

Pengembangan digital yang dilakukan diharapkan dapat menggugah minat pihak-pihak terkait untuk tergerak mengelola sampah yang ada di lingkungan sekitar. Dengan memulai gerakan di sekolah diharapkan program tersebut dapat lebih mudah menyebar ke lingkungan masyarakat yang lebih luas.

“Kegiatan itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak, guru, wali murid dan siswa, dalam mengelola sampah melalui cara yang lebih mudah yaitu dengan bantuan teknologi digital. Adapun secara khusus, memberi manfaat bagi siswa dalam mengembangkan pemahaman akan literasi lingkungan, sehingga seluruh pihak turut berperan dalam terbentuknya sikap peduli lingkungan,” ungkapnya.

Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto menambahkan langkah selanjutnya dari rangkaian kegiatan ini adalah pengelolaan bank sampah itu sendiri.

“Sampah memiliki kategorinya masing-masing, setiap kategori memerlukan cara pengelolaan yang berbeda. Untuk itu, diperlukan pemahaman pentingnya memisahkan sampah berdasarkan kategorinya sebagai upaya menjaga lingkungan yang lebih sehat dan nyaman,” ujar Edwina.

Literasi lingkungan

Sedangkan Malida Fatimah menjelaskan dengan menyadari banyak sekali manfaat dari pengelolaan sampah yang juga berbasis digital, guru dan orang tua dapat menjadi pihak pertama yang memberi kesadaran bagi anak terkait kepedulian lingkungan.

“Literasi lingkungan pada anak usia dini merupakan langkah awal dalam menjaga lingkungan, karena dimulai sejak dini akan berkembang menjadi kebiasaan di masa yang akan datang,” jelas Malida.

Sebelum dan setelah pemberian materi, seluruh peserta diberi tugas mengisi form terkait pemahaman akan pengelolaan sampah dan literasi lingkungan. Tim pengabdi dapat melihat perubahan pemahaman yang didapatkan sebelum dan setelah pemaparan materi.

Kepala Sekolah TKIT Mekar Insani, Zenny Savitri, mendukung penuh kegiatan ini dan berharap akan bermanfaat dan memberikan dampak yang nyata bagi lingkungan. (*)