Pelaku UKM Cepat Puas, Begini Saja Laku

Pelaku UKM Cepat Puas, Begini Saja Laku

KORANBERNAS.ID -- Kepala Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, Lucy Irawati, mengakui sebagian pelaku usaha kecil dan menengah merasa puas dengan produk yang dihasilkan selama ini.

Padahal, kebiasaan itu kurang baik bagi pengembangan usaha mereka. Perlu ada perubahan sikap agar usahanya tetap eksis menghadapi perubahan zaman yang serba cepat.

"Mereka mengatakan begini saja sudah cukup, sudah laku. Ini yang harus kita atasi, memperbaiki kebiasaan seperti itu," ujarnya saat menghadiri JNE Kopiwriting, Rabu (2/10/2019), di Silol Kopi & Eatery Kotabaru Yogyakarta.

Pada acara bertema  Menangkap Peluang Industri Kreatif di Era Digital kali ini hadir pula Branch Manager JNE Yogyakarta, Adi Subagyo serta Pemilik Abekani Jogja, Tunjung Pratiwi.

Menurut Lucy, supaya UKM di kota ini berkembang maka perlu secara terus menerus dilakukan pelatihan maupun fasilitasi termasuk pendampingan modal.

Dia mengakui, perkembangan UMKM di Kota Yogyakarta cukup menggembirakan. Pihaknya sudah melakukan pendataan, pada 2017 jumlahnya mencapai 23.000 unit.

“Angka tersebut terus kita perbarui mengingat pergerakan usaha lokal sangat dinamis. Kami juga memberikan pembinaan dan pendampingan seperti pelatihan produksi, manajemen kewirausahaan hingga legalitas usaha,” kata Lucy.

Dalam kesempatan itu Tunjung Pratiwi berbagi pengalaman seputar upayanya merintis bisnis yang kini sudah membuahkan hasil.

Dengan modal Rp 2 juta, pengusaha asal Yogyakarta itu memulai usaha pada 2009, yaitu membuat produk bahan kulit seperti tali kamera dan tempat ponsel atau laptop.

Menurut Tunjung, begitu dirinya membuat website abekani.com pada 2012, sistem pemasaran dan penjualan online ternyata sangat membantu usaha kecil yang dia rintis, karena sistem offline membutuhkan modal cukup besar.

“Melalui metode offline tidak membuahkan hasil. Akhirnya kami menerima pesanan custom tas kamera secara online. Dari situlah penjualan kami meningkat,” ungkapnya 

Salah satu hal unik dari  brand ini adalah memiliki komunitas pecinta tas kulit Abekani yang terbentuk melalui FB Group.

Member aktifnya tersebar di kota-kota besar di seluruh Indonesia, bahkan ada juga dari luar negeri seperti Hongkong dan Qatar.

Tunjung menjelaskan bisnis online tidak bisa lepas dari bantuan jasa ekspedisi seperti JNE.

Dengan kemudahan yang diberikan dan layanan jemput bola oleh JNE, Abekani sangat terbantu dalam berbisnis, sehingga dapat menghemat waktu serta biaya.

“Sampai saat ini 95 persen pengiriman logistik Abekani menggunakan JNE, sisanya karena permintaan pribadi customer,” jelasnya.

Di hadapan awak media, Adi Subagyo memaparkan, JNE berkomitmen mendukung Jogja kota kreatif.

Dia ingin produk UKM Jogja bisa sehebat produk sepatu Bandung. "Kami terus selenggarakan berbagai kegiatan membantu pembiayaan UMKM untuk mengembangkan produknya. Dengan memanfaatkan e-fullfillment, barang-barang pasti aman terdistribusi," kata dia.

JNE Kopiwriting di Yogyakarta kali ini merupakan yang keempat setelah sukses digelar di Kota Bandung, Padang, Banjarmasin dan Malang.

Setelah Yogyakarta, JNE  Kopiwriting juga akan digelar di kota terakhir yaitu Cirebon.

Daya tarik

Menurut Adi, Kota Yogyakarta memiliki daya tarik yang tiada habisnya. Warga di daerah istimewa ini senantiasa memelihara budaya hingga menyentuh kehidupan keseharian termasuk kerajinan khas daerah dan kuliner.

Tidak heran Yogyakarta sebagai salah satu kota pariwisata dikunjungi banyak turis dalam negeri maupun luar negeri. Dengan sendirinya tercipta peluang bagi para pelaku usaha.

Untuk mendorong munculnya peluang dan memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM di Yogyakarta, JNE menghadirkan Friendly Logistics.

"Ini adalah layanan untuk mempermudah pelaku industri kreatif, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam menjalankan bisnis," kata dia.

Pengelolaan warehousing oleh Friendly Logistic dilakukan secara profesional dan terintegrasi langsung dengan layanan pengiriman.

Layanan ini pun mampu menyediakan update data jumlah stok barang, dan status pengiriman tiap paket secara berkala.

Berbagai fasilitas Friendly Logistics seperti digital marketing, warehousing, order fulfilment, technology development, shipping management dan delivery akan menjadi solusi.

Hal itu karena pelaku usaha kerap direpotkan proses logistik yang dilakukan sendiri, seperti proses warehousing, pengaturan stok barang maupun packaging dan lainnya.

"Perlu effort besar apabila hal terkait logistik dikerjakan secara mandiri oleh pelaku usaha," kata Adi.

Karena itulah Friendly Logistics dihadirkan untuk membantu UKM agar dapat fokus dan berkonsentrasi pada sektor produksi, pengembangan atau inovasi produk, serta penjualan.

JNE yang berdiri pada 1990 merupakan perusahaan nasional yang berkonsentrasi pada bidang usaha jasa pengiriman dan pendistribusian.

JNE juga memperluas bidang usahanya hingga jasa pengiriman makanan khas daerah (Pesona), jasa kepabeanan, penjemputan di bandara, dan pengiriman uang atau money remittance.

Pada akhir 2012, JNE memisahkan divisi Logistik, menjadi unit usaha tersendiri dan terpisah dari unit kurir ekspres.

Mulai tahun 2013, JNE berekspansi di bidang logistik dengan fokus layanan mencakup pergudangan, kargo, pengiriman jalur darat, sea freight dan air freight.

Di tahun 2014, JNE mempersiapkan JNE e-Commerce dan melakukan optimalisasi Mobile Applications, serta membangun 250 kantor operasional juga mempeluas jaringan hingga lebih dari 7.000 outlet di seluruh Indonesia untuk bersaing dalam Asia Free Trade Area yang berjalan sejak tahun 2015. (sol)