Ironi Pelestari Batik Tulis, Penghasilan Rp 17 Ribu Sehari

Ironi Pelestari Batik Tulis, Penghasilan Rp 17 Ribu Sehari

KORANBERNAS.ID -- Sebagian besar perajin batik tulis di Kebumen Jawa Tengah tidak peduli bahkan tidak mengetahui Selasa 4 Oktober 2019 merupakan Hari Batik Nasional.

Ternyata para pembatik itu sama tidak pedulinya atau mempermasalahkan penghasilannya hanya sekitar Rp 17.000 sehari.

Ironi seperti itu itu setidaknya terlihat di sebuah kelompok batik tulis Desa Seliling Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen.

Banyak cerita diperoleh koranbernas.id dari para pelestari batik tulis yang sebagian besar ibu-ibu itu.

Mereka mengaku mendapat upah Rp 50.000 setiap merampungkan pekerjaan mencanting satu lembar batik tulis dengan motif tidak rumit.

“Satu lembar batik bisa diselesaikan tiga hari,“ kata Ny Muringah.

Generasi ketiga perajin batik tulis ini mengakui anak-anaknya hingga sekarang belum ada yang tertarik meneruskan jejaknya.

Faktor penghasilan yang rendah dan butuh kesabaran ini mungkin menjadi salah satu sebab kenapa generasi penerusnya tidak tertarik menjadi pembatik tulis.

Bagi para pembatik, pekerjaan itu dengan senang hati dilakoni karena memang tidak terikat waktu.

"Membatik dilakukan setelah pekerjaan rumah tangga selesai,“ kata Ny Muringah yang dinyatakan benar oleh belasan pembatik lainnya.

Mereka tidak mempedulikan upah membatik hanya Rp 50.000 per lembar. Penghasilan sebesar itu bukan penghasilan pokok keluarganya.

Pengusaha batik yang mempekerjakan tidak membayar upah harian, dengan  alasan ada hak dan kewajiban yang sulit diwujudkan.

Teguh Budiyanto, pembatik tulis yang juga pemberi kerja untuk para pembatik mengungkapkan dirinya punya mitra pengusaha batik di Kebumen.

Sebagai pemberi kerja, dia kadang-kadang mengambil bahan baku batik berupa kain dan  malam (lilin batik) dari pengusaha batik besar di Kebumen.

Begitu proses mencanting selesai, proses selanjutnya diserahkan ke pengusaha batik.

"Harga batik tulis di sini paling murah Rp 250.000 per lembar, paling mahal bisa Rp 7,5 juta bahan sutera kualitas premium,“ kata Teguh.

Terdapat 35 orang pembatik tulis yang menjadi binaannya.

Adapun konsumennya sebagian tamu-tamu yang melakukan kunjungan kerja ke Pemkab Kebumen.

Mereka membeli batik atau pesan jika barang dan motif yang diminati tidak tersedia. (sol)