Pelajar SMAN 1 Purworejo Mengukir Prestasi Internasional

Pelajar SMAN 1 Purworejo Mengukir Prestasi Internasional

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – SMA Negeri 1 Purworejo Jawa Tengah mengirimkan tiga tim dan semuanya berhasil meraih Gold Medal pada ajang 9th Fully Residential School International Symposium 2021 (FRSIS) di Malaysia.

Perhelatan itu berlangsung 1 - 3 Oktober silam, pengumuman pemenang dilaksanakan Minggu (3/10/2021) malam di Sekolah Seri Puteri (SSP) Malaysia secara virtual.

Ada 91 tim dari enam negara ikut dalam simposium internasional tahunan bagi siswa SMA itu. Yakni Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, India dan Turki. Adapun tema yang diangkat yakni Covid-19 Pandemic: Gains and Loses.

Eko Hendarto sebagai Koordinator Partnership SMAN 1 Purworejo membuat jejaring dengan sekolah yang tersebar di Asia dan Eropa, untuk memompa semangat siswa-siswi SMAN 1 Purworejo untuk mengukir prestasi.

“Begitu saya mendapat informasi, saya langsung menghubungi beberapa siswa. Saya sudah mengerti anak-anak yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris, ada yang story teller atau aktif menjadi speaker di beberapa kegiatan sekolah,” jelas Eko kepada koranbernas.id, Rabu (6/10/2021), di aula SMA Negeri 1 Purworejo.

Menurut dia, tidak mudah di tengah pandemi harus membantu siswa menyiapkan materi lomba. Eko berharap situasi ini tidak menghambat ide dan kreativitas siswa untuk berprestasi.

Eko Hendarto sebagai Koordinator Partnership membuat jejaring SMAN 1 dalam lomba simposium kali ini menggandeng Erna Umu Nurlaela SPd M Eng dan Arwina Setyaningsih SPd sebagai pembimbing, untuk penelitian dan metodologinya.

Tim 1 dengan judul Self Disruption Among The Traditional Tranders to Face The Long Exposure of The Covid-19 Pandemic. disusun oleh Priscilla Liliani Putri Prajanto (12 MIPA 2), Wahidhania Inna Yakut (12 MIPA 8), Chusnia Salma Nugraheni (12 MIPA 8) dan Ulin Nikhmah Syafaah (12 MIPA 6). Pembimbingnya Eko Hendarto S SPd M Hum.

Priscilla mewakili teman-temannya menyatakan mengambil tema ekonomi kebetulan pandemi sangat mengefek. “Kami melakukan perjalanan panjang, malam-malam harus riset dengan berbagai cara, mencari data, interview ke Desa Krandegan riset dan wawancara. Kami mengkaji selama pandemi Covid-19, banyak orang kehilangan pekerjaan. Pemerintah Desa Krandegan membuat aplikasi digital untuk Toko Desaku, yang menjual hasil desa setempat,” jelasnya.

Menurut Priscilla sebenarnya dunia digital di Desa Krandegan benar-benar nyata. Masyarakat desa tersebut telah belajar aplikasi online Toko Desaku.

“Sosialisasi Toko Desaku di Desa Krandegan dilakukan oleh Kepala Desa, Dwinanto. Kades Krandegan banyak mengadakan sosialisasi di dalam desa ataupun keluar desa,” tambahnya.

Risetnya adalah memotret warga desa yang awalnya tidak memahami dunia digital, akibat pandemi Covid-19, jadi beralih menggunakan digital untuk transaksinya.

Sedangkan Tim 2 dengan judul Merdeka Belajar to Fulfill the Well Being Needs of Highshool Students During Pandemic,  disusun oleh Lugas Edwin Ardiansyah (12 MIPA 5), Nanda Surya Fernando (12 MIPA 7), Gilang Sabilar Rasyad (12 MIPA 6), dan Angel Veronica Vahlevi (12 MIPA 3). Pembimbingnya Erna Umu Nurlaela SPd M Eng.

Lugas mewakili teman-temannya menyampaikan tema tersebut membahas apa yang alami pelajar di tengah perubahan paradigma pembelajaran dengan tatap muka. “Pandemi Covid-19 membawa perubahan sangat besar. Dari belajar tatap muka, menjadi pembelajaran daring atau online,” sebutnya.

Otomatis ada perubahan sosial, biasa bertemu dengan teman secara langsung, selama pembelajaran online hanya bisa menatap melalui layar monitor.

"Dari sisi psikologi, pembelajaran online mengganggu kesenangan siswa dalam belajar. Dengan online saya bosan karena hanya gini-gini saja,” sebut Lugas.

Pihaknya membawa progam pemerintah merdeka balajar. “Kami ambil dari Ki Hajar Dewantara, kebahagiaan siswa belajar adalah segalanya,” kata dia.

Sementara Tim 3 dengan judul The Effects of Activities Restrictions During Covid-19 Pandemic on Air Quality Changes,  disusun oleh Afifah Ainun Rohmana (11 IPS 2), Luthfida Aufa Shabrina Rubyarno (11 MIPA 4),  Wahyuning Putri Andini (11 MIPA 7), dan Amelia Bening (11 MIPA 3). Pembimbingnya Arwina Setyaningsih S Pd.

Afifah Ainun Rohmana mewakili timnya menyatakan mengambil ide cara menjaga kualitas udara. Bagaimana merancang semua orang terutama remaja, agar sadar menjaga kualitas udara.

"Untuk menjaga kualitas udara, kami ada program setiap Jumat menanam pohon, baik di sekolah maupun di rumah," jelasnya. Selain itu, juga membuat komunitas berangkat sekolah dengan sepeda. (*)