Pedagang Pasaran Kliwonan Delanggu Nekat Berjualan

Pedagang Pasaran Kliwonan Delanggu Nekat Berjualan

KORANBERNAS.ID, KLATEN--Penutupan pasaran kliwonan di sepanjang Jalan Stasiun Kereta Api Delanggu oleh Muspika Delanggu beberapa waktu lalu, tidak digubris para pedagang. Terbukti, meski telah ditutup sejak awal pandemi Maret lalu, pedagang tetap saja berjualan.

Akibatnya, protokol kesehatan berupa menjaga jarak sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19) juga tidak berlaku.

“Pada awal pandemi memang sudah ditutup. Penutupan ditandai dengan pemasangan pengumuman di beberapa tempat. Tapi sebelum lebaran kemarin sudah buka lagi,” kata Hardi, warga Delanggu.

Dia merasa prihatin dengan kondisi di lapangan, karena di kawasan itu terdapat tempat ibadah yakni gereja dan masjid. Selain itu juga terdapat Kantor Pegadaian Cabang Delanggu yang justru menerapkan aturan protokol kesehatan.

Tanggapan berbeda, dikemukakan beberapa pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan Stasiun Kereta Api Delanggu saat ditemui Rabu (3/6/2020) pagi.

Menurut mereka, berdagang di saat pasaran kliwonan sudah berlangsung lama dan tidak pernah ada yang mempermasalahkan. Saat pandemi Corona, sempat ditutup beberapa hari dengan alasan untuk memutus rantai penyebaran virus.

Namun, penutupan itu bukan satu solusi karena dampaknya justru mematikan mata pencaharian warga yang telah ditekuni bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.

Pengamatan di lapangan, pasaran kliwonan Delanggu hanya buka saat kliwon saja. Para pedagang berjualan di kanan kiri jalan di sepanjang jalan stasiun mulai dari timur Pasar Delanggu.

Mereka menjual berbagai jenis dagangan seperti pada umumnya di pasar. Seperti makanan, peralatan pertanian, mainan anak-anak, dan lain sebagainya. Karena berjualannya di pinggir jalan praktis mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas di kawasan itu. (SM)