Padukan Jazz dan Gamelan, Dua Musisi Belanda Tampil di Bantul
KORANBERNAS.ID -- Dua musisi asal Belanda, Ineke Vandoorn dan Marc van Vugt dijadwalkan tampil di Tembi Rumah Budaya Jalan Parangtritis Sewon Bantul, Selasa (10/12/2019) malam pukul 19:00. Pertunjukan itu terbuka untuk umum dan gratis
Penampilan mereka kali ini merupakan rangkaian dari konser serupa yang berlangsung di Erasmus Huis Jakarta pada 7 December 2019 dilanjutkan di Wisma Chandra Lampung pada 13 Desember 2019.
Menariknya, duo dari Negeri Kincir Angin tersebut akan berkolaborasi dengan musisi gamelan, Purwanto, memadukan jazz dan gamelan.
Selain bermain, keduanya juga mengadakan workshop bersama Purwanto, anggota dari grup musik Kua Etnika yang dikomandani maestro (alm) Djaduk Ferianto.
Seperti diketahui, grup Kua etnika pada 2019 memenangkan AMI Award (Penghargaan Anugerah Musik Indonesia) kategori Karya Produksi World Music Terbaik.
Purwanto juga mempunyai project dinamakan Vertigong maupun berbagai proyek kolaborasi antara lain bersama vokalis/sinden Silir Pujiwati.
Ons Untoro dari Tembi Rumah Budaya, Kamis (4/12/2019) menjelaskan, pemenang Grammy Belanda itu melakukan lawatan keliling dunia dalam rangka tur musik mereka di tahun 2019.
Ineke merupakan seorang penyanyi yang suka berpetualang. Dia juga terkenal karena intensitasnya, nuansa opera, ketepatannya yang baik dan suaranya yang hangat.
Sedangkan Marc seorang komposer dan gitaris yang terkenal karena aransemen dan improvisasinya yang memukau.
Purwanto menambahkan, dua musisi itu menciptakan musik jazz kelas dunia yang kreatif dan mudah dinikmati, musik yang bisa mengantarkan penikmatnya ke hal-hal yang tidak biasa.
"Musik mereka melewati batas-batas emosi dan melodi sebuah lagu, menciptakan suasana intim penuh gairah, diracik dengan nuansa choro Brazil dan dongeng Skandinavia," ucap dia.
Tanpa hambatan dan kesulitan, Vandoorn dan van Vugt mampu saling bertukar peran dengan mudah saat penonton sedang bertanya-tanya siapa melakukan apa.
Mereka mengeksplorasi batas-batas improvisasi dan lirik-lirik lagu, menciptakan dunia mereka sendiri, tidak pernah kehilangan rasa dari lirik dan harmoni. Dengan kata lain, terbang bebas seperti burung memainkan lagu-lagu mereka. (sol)