Jaran Penoleh, Cerita Pesugihan yang Nyaris Hilang di Film Anak Titipan Setan

Jaran Penoleh, Cerita Pesugihan yang Nyaris Hilang di Film Anak Titipan Setan

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Cerita-cerita pesugihan begitu marak di Indonesia. Tak jarang, cerita ini menjadi latar kisah sebuah film bergenre horor. Yang terbaru adalah film berjudul Anak Titipan Setan (ATS) yang menjadi kiprah pertama bagi artis muda Gisella Anastasia untuk film horor.

Film karya sutradara Erwin Arnada ini terinspirasi dari kisah nyata yang dia temui saat melakukan liputan jurnalistik di daerah Jawa Tengah pada tahun 1994-1995.

“Ketika saya melakukan liputan di daerah Solo-Magetan, saya mendengar cerita tentang Jaran Penoleh, satu cara pesugihan dengan tumbal berat yaitu menumbalkan keluarga atau anak cucunya setiap sepuluh tahun sekali. Karena tumbal yang berat inilah, cara pesugihan ini kurang begitu populer. Keunikan cerita ini pun disetujui oleh PFN untuk diangkat ke layar lebar bekerja sama dengan Jaman Studio” jelas Erwin Arnada, usai acara nonton bareng ATS di Bioskop XXI Jogja City Mall, Sabtu (14/1/2023.

Nobar diikuti oleh seluruh pemain, termasuk Gisel, Ingrid Widjanarko dan Annisa Hertami serta aktor berbakat Yogyakarta seperti Ibnu Gundul, Soeyik, Nano Asmorodono dan pemain cilik Gabriel Bivolaru.

Erwin yang sekaligus menjadi pemilik cerita asli Jaran Penoleh dan penulis skenario mengungkapkan, ATS menghabiskan waktu pengambilan gambar 17 hari di sebuah desa kecil bernama Desa Minggir di pinggiran Yogyakarta, bertempat di daerah cagar budaya rumah Joglo yang sudah dibangun sejak tahun 1980-an.

Selain memiliki cerita yang menarik karena mengangkat cerita yang tergolong segar di perfilman Indonesia, ATS menjadi ajang kembalinya Gisella Anastasia di panggung layar lebar setelah beberapa tahun vakum. Kembalinya aktris yang akrab disapa Gisel ini terasa lebih spesial lagi, mengingat film ini menjadi debut film horor Gisel setelah banyak bermain di genre drama.

“Ini merupakan kesempatan yang luar biasa untuk belajar lagi, karena pasti bermain di film drama akan berbeda dengan film horor. Apalagi aku bisa mendapat kesempatan untuk bermain dengan lawan main yang lebih berpengalaman” kata Gisel.

Sebagai aktris senior yang sudah berakting di beberapa film bergenre horor, bagi Ingrid pengalaman bekerja sama dengan sutradara Erwin Arnada bukanlah yang pertama baginya. Pengalaman inilah yang memudahkan Ingrid dalam memerankan karakter Eyang Susana di film ini.

“Saya sudah beberapa kali bekerja sama dengan Erwin Arnada di film Nini Thowok tahun 2018. Jadi kedekatan itulah yang semakin meningkatkan kepercayaan diri saya agar bisa memerankan karakter Eyang Susana dengan baik. Erwin Arnada adalah sosok yang tegas namun santai. Artinya dia sangat paham dalam memberikan intruksi maupun arahan sesuai dengan kondisi di lokasi syuting,” ungkap Ingrid.

Di film ini, tak hanya lokasi syuting yang diambil di Yogyakarta, namun juga menampilkan sederet aktor dan aktris berbakat Yogyakarta, salah seorang di antaranya Annisa Hertami. Annisa yang sudah berakting di belasan film, diberi kepercayaan memerankan karakter Sari di film Anak Titipan Setan ini memiliki tantangan tersendiri.

“Karakter Sari adalah karakter yang menarik. Selain reading, pendalaman karakternya aku juga mencari referensi dari film lain serta mengobservasi lingkungan sekitar. Dan di film ini aku sangat senang karena bisa mengeksplorasi banyak hal. Salah satunya adalah penemuan gestur yang aku temukan dan temuan tersebut disetujui oleh Erwin Arnada selaku sutradara,” lanjut Annisa.

Film ATS, merupakan buah kolaborisasi antara Production House (PH) Jaman Studio, Maxstream, MediaHub dengan Perum Produksi Film Negara (PFN). Melalui model Financing Film antara off taker Maxstream via MediaHub dengan PFN sebagai Financing Film Company membuat film yang sedang digemari masyarakat Indonesia yaitu film bergenre horor.

“Kolaborasi antara PFN dengan Maxstream ini merupakan titik awal dari tahap transisi PFN yang dulunya memproduksi sebuah film dan sekarang menjadi suatu lembaga negara pembiayaan film. Harapannya ekosistem perfilman di Indonesia dapat semakin maju dalam memberikan kontribusi di dunia hiburan, pendidikan, budaya dan sosial khususnya untuk masyarakat Indonesia. Serta mewujudkan ide-ide kreatif di kalangan perfilman,” kata Dwi Heriyanto B, Direktur Utama Perum Produksi Film Negara (PFN) melalui rilisnya.

Hal ini menjadikan ATS sebagai film dengan konsep matching fund antara BUMN yaitu PFN , Maxstream dan MediaHub bekerjasama dengan production house (PH) dalam pendanaannya.

Tidak hanya Anak Titipan Setan, ke depan PFN berkomitmen untuk membiayai 10 film lainnya secara matching fund bersama BUMN dan production house (PH). Hal ini sebagai wujud nyata BUMN dalam mendorong ekosistem perfilman Indonesia.

Jaman Studio yang menjadi rekanan PFN pun mengakui cerita mengenai Jaran Penoleh ini sangat menarik, bahkan belum pernah diangkat ke dalam layar lebar.

“Kami berharap film Anak Titipan Setan akan diterima baik oleh khalayak penonton film Nasional yang tergambarkan dalam capaian box office dalam penayangannya dan film Anak Titipan Setan ini menjadi pengingat bahwa bersekutu dengan kuasa gelap bukanlah jalan keluar yang tepat,” ujar Soemijato Muin selaku Executive Producer Jaman Studio.

Gisella Anastasia dan para pemeran film Anak Titipan Setan, berfoto bersama usai acara nobar di Bioskop XXI Jogja City Mall. (istimewa)

General Manager Telkomsel Suryanda Stevanus juga menambahkan, dengan konten orisinal genre horor hasil kolaborasi MAXstream bersama Film Negara dan Main Pictures yang siap tayang Januari 2023 ini, dapat semakin memperkaya daftar film horor berkualitas yang sudah diproduksi oleh MAXstream, serta dapat diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Ke depan, MAXstream akan terus membuka peluang lebih luas bagi insan kreatif Tanah Air untuk berkarya melalui aksi kolaborasi dalam menghadirkan beragam konten orisinal berkualitas lainnya.

“Ini langkah untuk menjadikan MAXstream sebagai platform video terdepan pilihan masyarakat, khususnya penggemar film di Tanah Air,” kata Suryanda.

Anak Titipan Setan bercerita mengenai Putri yang harus kembali ke kampung halamannya setelah mengetahui ibunya jatuh sakit. Putri yang pulang membawa anaknya pun harus menemui kenyataan bahwa sang ibu, Susana, telah bersekutu dengan iblis Jaran Penoleh.

Putri pun mau tidak mau harus mengungkap misteri keluarga ini sebelum terjadi masalah yang lebih besar. (*)