Ngabuburit Dengan Belajar Membuat Bakpia

Ngabuburit Dengan Belajar Membuat Bakpia

KORANBERNAS.ID, BANTUL--Kegiatan menunggu waktu berbuka puasa atau sering disebut ngabuburit diisi orang dengan melakukan berbagai kegiatan. Ada yang jalan-jalan, menyalurkan hobi, ada yang berburu menu takjil dan beragam kegiatan lainnya.

Sementara untuk ibu-ibu di Sokowaten Pedukuhan Plumbon dan Sorowajan Kalurahan Banguntapan Bantul, mengisi waktu ngabuburit dengan belajar membuat bakpia, Sabtu (16/4/2022) siang hingga sore hari. Begitu matang, bakpia dibawa pulang masing-masing peserta untuk takjil buka puasa bersama keluarga.

Adalah Srikandi Sedulur Soni (SSS) yakni sebuah komunitas yang dibentuk oleh Soni Maryanto warga Jagangrejo RT 04 yang memfasilitasi pelatihan. Narasumbernya pemilik Bakpia Zahra 215, Miftahul Jannah yang datang dengan tim dan peralatan membuat makanan khas Yogyakarta tersebut.

Dalam pelatihan yang diikuti puluhan ibu-ibu, Miftah menjelaskan proses pembuatan bakpia basah dengan isian kacang hijau. Kemudian peserta praktek langsung dan terlihat penuh semangat. “Membuat bakpia ini bisa menjadi salah satu bekal bagi ibu-ibu untuk membuka usaha. Sehingga tercipta perempuan Kalurahan Banguntapan dan mandiri dan turut membantu perekonomian keluarga,” kata Soni Maryanto kepada koranbernas.id di lokasi.

Selain pelatihan membuat bakpia, sebelumnya Soni juga menggelar pelatihan membuat gudeg dan dalam waktu dekat akan menggelar pelatihan membuat kue kering.

“Kami terus bergerak untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,”katanya.

Bukan hanya pelatihan bakpia, malam harinya tim Sedulur Soni (SS) yang anggotanya bapak-bapak ikut membantu pengamanan di Gereja Pringgolayan dalam pelaksanaan ibadah Paskah.

Miftah dalam pelatihan menerangkan, membuat bakpia dibedakan untuk membuat isian dan kulit 1 serta kulit 2. Untuk isian, caranya rebus kacang hijau yang telah dikupas hingga benar-benar lunak dan matang. Setelah matang, angkat dan tiriskan. Kemudian blender kacang hijau tadi dengan sedikit air agar benar-benar halus. Lalu tuangkan ke dalam wajan anti lengket ditambahkan vanili bubuk, gula halus, garam dan daun pandan. Masak dengan api kecil agar semua bahan tercampur dan adonan menjadi kalis sehingga bisa dibentuk.

“Setelah kalis diamkan sebantar agar uanpnya hilang,”kata Miftah.

Sedangkan untuk membuat kulit 1 caranya campurkan tepung terigu, gula halus, margarin, vanilla bubuk dan garam. Aduk agar tercampur merata.Lalu tuang air hangat sedikit demi sedikit sambil terus dioleni hingga kalis. Untuk membuat kulit 2 campurkan tepung terigu dan minyak goreng aduk hingga kalis.

“Proses selanjutnya adalah mengambil kulit 1 dipipihkan bisa menggunakan rolling pin. Setelah itu ambil adonan 2 dan pipihkan lagi dengan rolling pin hingga rata. Barulah bagian tengah diisi isian kacang hijau tadi,”terang Miftah.

Setelah terlapisi rata, kemudian bakpia mentah tadi dimatangkan dengan cara dipanggang menggunakan api kecil diatas teflon atau alat pemanggang. Dibolak-balik sembari ditekan agar rata dan lebih pipih.

Setelah sekitar 10 menit dan kulit terlihat kecoklatan, bakpia tadi sudah matang dan siap dinikmati.

“Pelatihan ini diikuti 25 peserta,” kata Tri Yuni Ketua Panitia acara di Sokowaten. Sedangkan untuk di Sowowajan menurut ketua panitia, Partinah diikuti 50 peserta.

“Bertambah ilmu membuat bakpia, setelah sebelumnya membuat gudeg. Tentu ibu-ibu merasa senang, dan ini bisa dipraktekkan bahkan bisa untuk berjualan. Sehingga tercipta perempuan yang tangguh dan mandiri,”katanya. (*)