Mengenal Letkol Inf (Purn) Lukman Hakim, Calon Wakil Bupati Purworejo
KORANBERNAS.ID, PURWOREJO -- Letkol Inf (Purn) Lukman Hakim merupakan sosok baru di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Lukman menjabat sebagai Dandim 0708 Purworejo selama dua tahun dua bulan, tepatnya 20 Juli 2020 hingga 19 September 2022.
Ternyata Lukman jatuh cinta pada kota yang melahirkan tokoh-tokoh besar Indonesia seperti Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo dan Jenderal Ahmad Yani. Dia pun membeli rumah dan tanah di Desa Keduren Kecamatan Purwodadi. Saat dirinya memantapkan diri terjun ke dunia politik, secara otomatis dia tinggal di desa itu.
Pria asal Bojonegoro Jawa Timur ini mengatakan sekarang dirinya sudah menetap di Purworejo yang dijuluki sebagai kota pensiun. Menurutnya sebutan Purworejo kota pensiun hanya dilontarkan oleh orang-orang Purworejo yang tak ingin ikut cawe-cawe memajukan kabupaten ini. Seharusnya, warga Purworejo ketika sukses berkarier di luar daerah tetap harus cawe-cawe ikut memikirkan kemajuan daerahnya.
Meskipun dia bukan asli kabupaten yang terkenal sebagai penghasil kambing Etawa ini, namun Lukman Hakim telah jatuh hati pada Purworejo. Ia bertekad mengabdi sebagai Calon Wakil Bupati berpasangan dengan Yophi Prabowo dalam Pilkada Serentak 27 November 2024.
Lukman Hakim saat bertugas di Aceh. (istimewa)
"Saya senang tinggal di sini, kultur budayanya benar-benar luar biasa. Masyarakat Purworejo masih menjunjung tinggi budaya dan masyarakatnya sangat agamis. Contohnya, acara khataman Al Quran yang dirayakan secara meriah dengan pawai dan aksinya, bisa beratraksi jingkrak. Di daerah lain tidak ada, hanya ada di Kabupaten Purworejo ini," kata Lukman ditemui di kediamannya, Minggu (13/10/2024).
Pria kelahiran 8 November 1971 itu rela pensiun dini dari TNI AD semata-mata ingin ikut cawe-cawe membawa perubahan bagi Purworejo ke arah yang lebih baik.
"Istri saya sebelumnya tidak setuju. Tapi selalu saya yakinkan bahwa membela dan mengabdi pada negara itu banyak cara, tidak hanya di TNI. Dengan menjadi seorang wakil kepala daerah pun itu merupakan pengabdian," kata mantan Dandim 0708 Purworejo yang jago olah vokal itu.
Saat masih menjabat Dandim, Lukman pernah diangkat sebagai Bapak Stunting Kabupaten Purworejo sehingga paham bagaimana mencegah dan mengatasi stunting.
Mengantar bantuan
Bersama Yayasan Buddha Tzu Chi, Lukman sering menyalurkan bantuan pemenuhan gizi bagi warga. Tak hanya itu, dia juga sering mengantar bantuan untuk warga dari para pengusaha dan dermawan.
Jika dirinya dan Yophi Prabowo diberi amanah mengabdi untuk warga Kabupaten Purworejo, mereka siap memberdayakan masyarakat. mereka juga bercita-cita memberikan dukungan bagi pengusaha UMKM.
"Kami akan support pengusaha UMKM dengan pelatihan-pelatihan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Setelah kita beri pelatihan, kita akan terus dampingi mulai dari akses permodalan hingga pemasaran,” ungkapnya.
Misalnya, yang minatnya beternak didampingi. “Hobi bengkel, kita beri pelatihan. Kuliner juga akan kita beri ruang yang banyak untuk promosi dan event. Kita akan prioritaskan pengusaha UMKM, karena mereka adalah tulang punggung perekonomian, mereka survive bahkan bertumbuh saat pandemi lalu," ungkap Lukman.
Sebagai paslon kepala daerah berpasangan dengan Yophi Prabowo dengan nomor urut 01, banyak program yang sudah mereka siapkan.
Penghargan
Menjadi tentara merupakan cita-cita Lukman sejak kecil, berawal dari perasaan takjub, kagum dan bangga pada pamannya (Pak Cilik) yang berprofesi sebagai anggota TNI.
"Saya itu kan dari keluarga kurang mampu secara finansial. Pak Lik saya jadi anggota TNI, kalau pas pulang itu Beliau memberi saya dan adik uang Rp 100 koin. Rasanya senang sekali, merasa sangat kaya dengan uang segitu. Beliau juga sering cerita bagaimana saat bertugas, saya merasa ikut bangga. Kemudian saya bercita-cita menjadi anggota TNI," ungkap Lukman.
Profesi yang telah diidamkan sejak kecil itu dijalaninya sungguh-sungguh, mengabdi pada negara dan menjadi kebanggaan keluarga.
Ada kisah menegangkan namun heroik saat bertugas di Aceh. Tahun 2003, suami dari Lestari Handiyaningsih ini bertugas 1,5 tahun di Aceh sebagai Komandan Tim (Dantim) 2 Bravo Yonif Lintas Udara (Linud) 501.
Bertugas
Lukman yang berpangkat Letda dan timnya ditugaskan di wilayah di Aceh Utara. Mereka aktif berpatroli di Kecamatan Nisam, Syamtalira Bayu dan Darussalam.
"Selama dua minggu saat patroli, kami menemukan jejak pergerakan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Jejak-jejak kaki yang kami temukan banyak, menandakan anggota mereka yang bersembunyi di sana pun banyak," kata Lukman.
Setelah mempelajari situasi, taktis dan lapangan, Lukman dan timnya membuat daerah penyelamat yang cukup aman serta bisa memantau dari ketinggian. Setelah yakin bahwa posisi mereka aman, tim kemudian bergerak mengikuti jejak ke mana para anggota GAM berada.
"Waktu itu Bulan Ramadan, setelah Salat Subuh, saya bersama empat anggota bergerak mencari lokasi persembunyian anggota GAM dengan menyusuri daerah pinggir Sungai Krueng Geukuh. Anggota lainnya, 10 orang saya tugaskan memperkuat daerah penyelamatan," kenang ayah dua putri ini.
Sempat down
Mereka tidak berjalan di jalanan biasa tetapi melewati semak belukar dan merayap agar tak ketahuan oleh anggota GAM yang kala itu diperkirakan mencapai 50 orang. Ada salah satu anggota tim yang sempat down karena tahu banyaknya GAM yang akan mereka lawan.
"Sesampai di semak belukar, kami menemukan jejak sangat banyak. Karena hanya berlima, salah satu anggota down, ingin mundur dari pertempuran. Pikiran saya saat itu harus tegas, karena satu orang akan bisa mempengaruhi yang lain. Saya bilang ke anak buah, kalau mau mundur silakan kembali sendiri. Saya dan lainnya tetap akan terus, akhirnya dia tidak berani mundur," katanya.
Benar saja, di pinggiran sungai, mereka mendapati sekitar 50 anggota GAM sedang istirahat. Mereka berkelompok antara 5-10 orang.
"Saya memakai sandi kanan kiri. Pada waktu yang tepat, saya buka tembakan, diikuti anak buah saya sambil berteriak seolah-olah kami datang dengan jumlah kekuatan banyak. Empat orang berhasil kami tembak, yang lainnya kocar kacir melarikan diri karena menganggap anggota TNI yang datang sangat banyak. Padahal hanya kami berlima," ujarnya.
Mengabdi
Lukman dan tim berhasil merebut empat senjata standar perang jenis AK 47 dan MI6. Setelah mengambil senjata, kemudian mereka bergerak kembali. Karena keberaniannya, Lukman Hakim mendapat piagam penghargaan dari Komandan Batalyon Infanteri LINUD 501, Letkol Inf Ferry Zein.
Kini, setelah memutuskan pensiun dini sebagai anggota TNI, berbekal keinginan kuat pria sederhana ini ingin mengabdikan dirinya untuk membangun dan mengubah Purworejo menjadi lebih maju sejajar dengan daerah maju lainnya. (*)