Memorabilia sebagai Titik Pemikiran

Memorabilia sebagai Titik Pemikiran

PADA tanggal 1 Maret masyarakat Indonesia selalu mengadakan peringatan “Serangan Umum 1 Maret”. Bahkan, Masyarakat di Yogyakarta menyelenggarakan peringatan ini secara spesial karena peristawa perang selam 6 jam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia terjadi di Yogyakarta. Pada tahun ini peringatan ditandai dengan penyelenggaraan berbagai  kegiatan seni  budaya dan akademik  selama satu bulan yang berjumlah 36 kegiatan. Dalam account Instagram Dinas Kebudayaan DIY peringatan ini dilaksanakan mulai dari bulan Februari sampai dengan Maret 2022.

Peringatan “Serangan Umum 1 Maret” tahun ini lebih istimewa karena tanggal 1 Maret ditetapkan sebagai salah satu hari besar nasional. Tanggal 1 Maret ditetapkan sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Penetapan Hari Penegakan Kedaulatan Negara ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2022. Penetapan hari nasional ini akan semakin menggairahkan peringatan “Serangan Umum 1 Maret” di Yogyakarta bahkan seluruh Indonesia.

Peringatan “Serangan Umum 1 Maret” pada  tahun 2022, salah satunya diperingati dengan penyelenggaraan pameran seni rupa bertajuk “Daulat dan Ikhtiar”. Pameran ini akan dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai dengan Maret 2022, bertempat di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pameran bertajuk “Daulat dan Ikhtiar merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi dan Penddikan Tinggi, Museum Benteng Vredeburg dan Program Studi S1 Tata Kelola ISI Yogyakarta. Pameran ini melibatkan Kurator Mikke Susanto, Dosen sekaligus Ketua Program Studi Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta dan para seniman muda seperti Dedy Sufriadi, Lutse Lambert, Riyan Kresnandi, Tempa dan Broken Picth. Mahasiswa Program Studi S1 Tata Kelola ISI Yogyakarta juga terlibat dalam menyiapkan pameran seni rupa bertajuk “Daulat dan Ikhtiar”sebagai bagian implementasi dari Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka dan kerja sama antara ISI Yogyakarta dan Museum Benteng Vredeburg.

Visualisasi Sejarah

Pada halaman Instagram Museum Benteng Vredeburg diketahui bahwa pameran tertajuk “Daulat dan Ikhtiar” berusaha untuk menyampaikan pesan sejarah dengan sentuhan artistik. Sejarah tidak hanya dapat disampaikan melalui teks tetapi divisualisasikan melalui karya dan berbagai artefak koleksi yang dimiliki museum. Visualisasi sejarah melalui karya seni dan instalasi artefak memungkinkan informasi sejarah akan lebih mudah diterima oleh mereka yang berasal dari generasi milenial, generasi z dan alfa. Dengan demikian tujuan untuk memperingati peristiwa “Serangan Umum 1 Maret” dan menyampaikan nilai-nilai sejarah kepada generasi muda akan lebih mudah tercapai.

Sejumlah artefak peninggalan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 oleh para seniman direspons menjadi narasi baru. Sumber narasi diambil dari Monumen Serangan Umum 1 Maret yang berada di area Museum Benteng Vredeburg. Monumen karya Pematung Saptoto yang merupakan alumni Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia atau saat ini dikenal dengan ISI Yogyakarta, dibuat tahun 1973 ini mempresentasikan 5 karakter utama: tentara, pelajar, petani, perempuan, dan pemuda. Dari 5 karakter tersebut para seniman  mengelola narasi masa lalu menjadi nilai-nilai yang kontekstual, bagi generasi saat ini dan masa depan.

Narasi inilah yang menyatukan tujuan pameran tentang pentingnya memorabilia sebagai titik pemikiran. Konsepnya bersifat kultural, sosial, namun menjadi sarana rekreasi yang berkualitas. Melalui karya seni visual, penonton diajak menelusuri sejarah dan membingkainya menjadi ruang baru yang rileks, egaliter, namun tetap memberi ruang kritis. Kesimpulannya, terkuak bahwa keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan hasil ikhtiar bersama antar-elemen dalam meraih kedaulatan bangsa. Kolaborasi dan ikhtiar dari tentara, pelajar, petani, perempuan, dan pemuda yang ada di Yogyakarta mampu menunjukkan kedaulatan bangsa di mata dunia. Pameran ini memberikan pelajaran urgensi kolaborasi dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi dan semoga pengunjung pameran dapat mengambil manfaat dari pelajaran tersebut. *

Heri Abi Burachman Hakim, SIP., MIP

Pranata Humas ISI Yogyakarta