Melegenda, Jesicca Kini Jadi Penerus Kopi Pit

Melegenda, Jesicca Kini Jadi Penerus Kopi Pit

KORANBERNAS.ID,PURWOREJO – Bagi warga Jawa Tengah(jateng), khususnya Kutoarjo, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, menyebut Kopi Pit tentu tak asing. Warung Kopi Sepeda atau Kopi Pit yang berdiri sejak 1935 ini bahkan menjadi legenda para penikmat kopi.

Didirikan Bejo Adi Sentosa (Siem Tiang Bok), warung ini tetap eksis ditengah merebaknya kafe-kafe kopi kekinian di penjuru negeri. Bilamana tidak, Kakek Bejo-sapaan Bejo Adi Sentosa, sudah mengawali warung kopinya dengan mengendarai sepeda mulai pesisir hingga Desa Karangduwur di Kecamatan Kemiri.

Warung kopi tersebut saat ini dikelola Jesicca Trianto, buyut atau generasi ke 4 Kakek Bejo. Kecintaannya akan kopi membuat Jessi-sapaan akrab Jesicca menekuni bisnis tersebut meski dia sudah menyelesaikan pendidikan Strata 2 (S2) di Universitas Harvard Amerika serikat.

Warisan ini bukan tanpa sebab. Suatu ketika, Jessi ditelpon Kakek Sim untuk diminta pulang Ke Kutoarjo. Saat itu Jessi minta syarat kepada sang kakek Sim untuk meneruskan usaha kopi keluarga mereka.

Sekitar tahun 2017 anak pasangan dari Novi Simananda dan Deddy Trianto ini pun akhirnya kembali ke Kutoarjo untuk meneruskan usaha Kopi sang kakek yang dengan merk 'Sepeda' dan mengganti namanya menjadi "Kopi Pit".

"Saya mengganti merknya menjadi Kopi 'Pit', karena orang Jawa lebih enak mengucapkan kata Pit daripada Sepeda," ujar Jessica, disela-sela pengundian hadiah bagi retail Kopi Pit di jalan Sampurna 9, Desa Pekutan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Minggu (5/12/2021).

Di tangan Jessi, kopi racikan di warung tersebut pun dikembangkan. Diantaranya kopi kemasan sachet dengan cita rasa kopi tubruk yang bisa dinikmati kapan saja. Racikan yang diolah itu merupakan resep Kopi bubuk tradisional dari Kakek Bejo.

"Untuk masyarakat Kabupaten Purworejo kami siapkan kopi saset agar mudah disajikan. Namun untuk kualitas dan rasa adalah kopi tubruk," jelasnya.

Jessi sengaja mengemas kopi retail dengan kualitas kopi giling. Dengan tagline Kopi Pit, kopi tubruk yang tidak bikin ngantuk, dia mengklaim seduhan kopi miliknya tak bikin kembung.

Jessi berencana membuka Micro Roostery & Co. Working Space di kawasan tersebut. Para tamu bisa melihat cara mengolah kopi hingga menyajikan kopi.

Untuk tetap mempertahankan eksisteni Kopi Pit, Jessi bahkan sudah mengurus merk dagang Kopi Pit untuk mendapatkan HAKI. Sehingga pada 2018 dia bisa memulai produksi usahanya.

"Dulu orang tidak mengahrgai kopi jawa dan ini menjadi tantangan kedepan. Bagaimana otentik rasa kopi bisa keluar atau istilahnya kopi bisa miroso," terang gadis berusia 29 tahun tersebut.

Sang Ibunda, Novi Simananda menambahkan, harga Kopi Pit miliknya mampu bersaing dengan merk lainnya. Mengambil biji kopi asli Purworejo yaitu dari Kecamatan Bruno, di lereng perbukitan Bruno, Kopi Pit menyediakan varian robusta dan arabika.

"Dengan melestarikan Kopi Pit satu gambaran legenda kopi di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo telah turun temurun melegenda hingga saat ini," jelasnya.(*)