Mahfud MD Batal Hadir, Muncul Kekhawatiran Carut Marut Pemilu Menular ke Pilkada

Mahfud MD Batal Hadir, Muncul Kekhawatiran Carut Marut Pemilu Menular ke Pilkada
Sejumlah pemateri menyampaikan paparan saat diskusi yang digelar Aliansi Rakyat Jogja Bersatu. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA—Prof Dr Mahfud MD, batal hadir dalam Forum Omon Omon Politik Mimbar Kerakyatan (OMPOL MK), Minggu (5/5/2024). Sedianya, Mahfud akan tampil sebagai narasumber dalam diskusi tersebut. Selain Mahfud, pemateri lainnya adalah Dr Zaenal Arifin Mochtar, Firman Jaya Dacli selaku Wadir Hukum TPN, Dr Revrisond Baswir selaku ekonom, dan Dr (Can) Ariyanto praktisi dan akademisi bidang pariwisata.

Namun, hingga menjelang diskusi digelar, 3 narasumber yakni Mahfud MD, Zaenal Arifin dan Revrisond Baswir, batal hadir. Mahfud dikabarkan ada acara di waktu yang bersamaan, sedangkan Zaenal Arifin harus menemani teman yang menjalani perawatan di rumah sakit, dan Revrisond juga batal karena sedang sakit.

“Mohon maaf. Ada perubahan narasumber dikarenakan narasumber utama yang sedianya akan hadir terpaksa berhalangan,” kata Stevie S Wibowo selaku panitia menjelang acara yang berlangsung di Gedung Pertemuan RS Griya Mahardika Km 4 Gang Wijayakusuma 212 Druwo, Bantul (5/5/2024).

Forum Ompol MK diselenggarakan Aliansi Rakyat Jogja Bersatu (ARJB). Melalui program “Udar Gagasan”, ARJB kali ini menggelar diskusi terbatas. Tema yang diusung “Rezim Curang, Rezim Menang: Rakyat Waras Mau Apa?”.

ARJB, akhirnya berhasil menghadirkan Dr Khamim Zarkasih Putro M.Si (dosen Universitas Islam Negeri Yogyakarta), setelah undangan dadakan untuk Ganjar Pranowo juga tak berhasil lantaran capres yang berpasangan dengan Mahfud MD terlanjur menghadiri acara syawalan di Semarang.

Hadir sebagai narasumber pengganti, Dr Khamim Zarkasih mengudar kritik tajam atas pelaksanaan Pemilu 2024 lalu. Hasil pemilu kemudian disahkan setelah melalui peredebatan panjang dan sorotan publik terkait berbagai bentuk kecurangan. Namun Zarkasih menilai, apa yang terjadi dalam pemilu perlu menjadi keprihatinan bersama.

Ia menggarisbawahi kekhawatiran banyak pihak, atas pelaksanaan pemilu yang sarat dengan perilaku tidak fair demi memennagkan percaturan meraih kekuasaan.

“Jangan lupa, apa yang terjadi dan dipertontonkan akan menjadi warna bagi perjalanan politik berbangsa ke depan. Kita semestinya menunjukkan perjalanan demokrasi yang apik, untuk contoh bagi anak cucu nantinya. Seharusnya, kita bisa bersama-sama menjaga demokrasi agar tidak rusak oleh berbagai tindakan yang menghalalkan segara cara,” katanya.

Belajar dari perjalanan pemilu lalu, Zarkasih mengingatkan agar semua pihak, terutama lembaga-lembaga penyelenggara pemilu, bisa bekerja lebih baik dan profesional, mengingat setelah ini banyak daerah akan menyongsong pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Ia berharap, pelaksanaan pilkada nanti akan berlangsung lebih baik dan demokratis.

“Jangan sampai apa yang terjadi dalam pemilu kemarin terulang lagi dalam pelaksanaan pilkada,” tandasnya. (*)