Media Sosial Jadi Arena Adu Narasi dan Citra Bacapres

Media sosial juga dapat menjadi sarana untuk menyebarkan informasi yang salah.

Media Sosial Jadi Arena Adu Narasi dan Citra Bacapres
Pengamat CfDS UGM bicara tentang tren penggunaan media sosial para bacapres. (muhammad zukhronnee muslim/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, SLEMAN -- Media sosial atau sosial media telah menjadi bagian penting dari kampanye politik di Indonesia. Para bakal calon presiden (bacapres) semakin aktif menggunakannya untuk menyampaikan pesan dan membangun citra mereka di hadapan publik.

Hasil kajian Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan para bacapres Indonesia menggunakan media sosial X dan Instagram secara berbeda.

Platform X cenderung menghasilkan narasi yang lebih serius dan seragam, sedangkan media sosial Instagram lebih cocok untuk membangun citra dan menyampaikan pesan emosional.

"Para bacapres menyadari bahwa setiap platform media sosial memiliki karakteristik dan audiens yang berbeda. Oleh karena itu, mereka perlu menyesuaikan strategi komunikasi mereka untuk memaksimalkan dampaknya," kata Iradat Wirid, Deputi Sekretaris Eksekutif CfDS UGM, Selasa (18/10/2023).

ARTIKEL LAINNYA: Partai Ummat Bulat 100 Persen Dukung Anies Baswedan - Gus Muhaimin

Masing-masing Bacapres memiliki narasi yang berbeda dalam menggunakannya media sosial. Berdasarkan temuan CfDS, beberapa narasi digunakan oleh para bacapres di media sosial.

Prabowo Subianto disebut fokus pada narasi kebangsaan dan dukungan kepada Partai Gerindra di media sosial X.

"Di media sosial Instagram, Prabowo lebih sering memperlihatkan pertemuannya dengan tokoh nasional dan internasional, ragam foto dengan para influencer dan selebriti, serta menunjukkan penggunaan bahasa lokal," kata dia.

Anies Baswedan menggunakan media sosial X untuk menyampaikan gagasan dan kolaborasi politik. "Di media sosial Instagram, Anies sering berbagi tentang kehidupan pribadinya dan menggandeng tokoh-tokoh agama, ibu-ibu dan keluarga," lanjutnya.

ARTIKEL LAINNYA: 117 Ormas Se-Kabupaten Bantul Deklarasi Pemilu Damai

Ganjar Pranowo menggunakan media sosial X untuk merespons keluhan masyarakat dan berbagi tentang kehidupan pribadinya.

"Di media sosial Instagram, Ganjar sering berkeliling Indonesia dan bertemu tokoh agama Islam, dengan foto dan video sebagai konten utama," ujarnya.

Dengan semakin bervariasinya jumlah platform media sosial dan bertambahnya pengguna secara signifikan, media sosial akan terus menjadi arena pertarungan perebutan konstituen yang vital di setiap kontestasi pemilu.

"Para bacapres akan terus berinovasi untuk memanfaatkan media sosial secara efektif untuk memenangkan hati pemilih," kata Iradat.

ARTIKEL LAINNYA: Ketua Nasdem Purworejo Sambut Keputusan MK sebagai Peluang Anak Muda

Hal ini tentu berdampak bagi pemilih, media sosial telah mengubah lanskap kampanye politik di Indonesia. Para bacapres kini dapat menjangkau jutaan orang dengan cepat dan mudah.

Namun, masih ada pertanyaan tentang dampak media sosial terhadap pemilih dalam membuat keputusan politik mereka.

"Media sosial dapat menjadi sarana untuk menyampaikan informasi dan membangun hubungan dengan pemilih. Namun, media sosial juga dapat menjadi sarana untuk menyebarkan informasi yang salah dan propaganda," jelasnya. (*)