Mahasiswa STIKES Pemkab Purworejo Mengajar di SMK Patriot Pituruh

Terkadang masyarakat menolong korban yang seharusnya tidak patah tulang menjadi patah tulang.

Mahasiswa STIKES Pemkab Purworejo Mengajar di SMK Patriot Pituruh
Peserta KSR SPP mengajar di SMK Patriot Pituruh. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Sejumlah 30  orang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela (KSR) STIKES Pemkab Purworejo (SPP) melakukan pelatihan pertolongan (KSR Mengajar) pertama di SMK Patriot Kecamatan Pituruh.

Citra Ajeng Noorma Pratama  selaku Ketua KSR SPP mengatakan, para mahasiswa KSR SPP membekali diri untuk kesiapan antisipasi bencana alam di kabupaten yang bersebelahan dengan Kabupaten Kulonprogo, Kebumen dan Magelang itu.

Dia menyampaikan, merujuk data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2023, Jawa Tengah merupakan surprus atau market bencana. Mulai dari bencana longsor, banjir dan kekeringan.

“Di Jawa Tengah sering terjadi bencana seperti banjir, tanah longsor. Demikian juga dengan wilayah kabupaten terdiri dari pegunungan, dataran serta pantai yang berada di selatan pulau Jawa, sering terjadi bencana,” ungkapnya.

Sedangkan Rindah dan Trisulistya selaku instruktur KSR SPP menambahkan selain pertolongan pertama peserta juga diajarkan materi assessment, evakuasi dan balut bidai.

ARTIKEL LAINNYA: Tahun Ini 74 Pelajar SMAN 1 Kebumen Diterima Melalui Jalur SNBP

Bayu Seto Rindi Atmojo selaku pembina KSR SPP menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan terkait pertolongan pertama evakuasi di SMK Patriot Pituruh, pada 28 Maret 2024. Peserta pelatihan berjumlah 40 siswa SMK Patriot Pituruh, bertempat di sekolah setempat.

"Peserta pelatihan yang merupakan siswa siswi SMK sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut," ujar Bayu.

Bayu menambahkan Purworejo merupakan daerah dengan daratan, pegunungan, laut yang memungkinkan terjadinya bencana longsor dan  banjir.

"Di Kabupaten Purworejo akhir-akhir ini banyak terjadi kecelakaan, masih banyak masyarakat tidak mengetahui bagaimana cara mengevakuasi korban yang benar. Terkadang masyarakat menolong korban yang seharusnya tidak patah tulang menjadi patah tulang, disebabkan karena kurang paham bagaimana menolong atau evakuasi yang benar," kata Bayu, kepada koranbernas.id di kompleks Stikes Pemkab Purworejo, Minggu (31/3/2024).

Menurutnya, atas dasar itulah kegiatan KSR mengajar dilaksanakan, karena banyak masyarakat dan siswa yang belum mengetahui cara evakuasi, pertolongan pertama dan assessment korban. (*)