Cegah Perundungan Anak, SDN Kasihan Meluncurkan Si Celly

Cegah Perundungan Anak, SDN Kasihan Meluncurkan Si Celly

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Sekolah Dasar Negeri Kasihan yang berlokasi di Tamantirto, Kasihan, Bantul berhasil membuat Aplikasi Cegah Bully (Si Celly) untuk mencegah kejadian bully atau perundungan pada anak yang sekolah di tempat tersebut.

Secara resmi Si Celly diluncurkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, Isdarmoko M.Mpar, dan dihadiri anggota DPRD Bantul, Jumakir yang juga tokoh masyarakat setempat, Forkompinkap Kasihan dan seluruh warga sekolah. Launching Si Celly  bersamaan dengan deklarasi sekolah ramah anak  berbasis budaya.

Harsiana Wardani Spd.SD, Kepala Sekolah SD Kasihan,  mengatakan aplikasi ini berbasis android masih versi 1.0 dan akan terus dikembangkan ke depanya serta segera dirilis di Playstore.

"Aplikasi ini dikembangkan dalam rangka menyelenggarakan sekolah ramah anak berbasis budaya . Karena SD Kasihan anti-bullying atau perundungan, maka dikembangkan aplikasi dengan harapan perundungan di satuan pendidikan bisa diminimalisir. Karena kita ketahui di mana-mana ada kasus perundungan, termasuk di sekolah," kata Harsiana.

Pada aplikasi Si Celly ada 6 menu utama, di antaranya tentang informasi sekolah, tim anti-bullying sekolah, materi anti-bullying dan ada menu pengaduan.

Ada dua cara pengaduan via email atau WA, nanti pengguna tinggal klik dan langsung terhubung ke admin tim anti-bullying sekolah. Di dalam menu juga dikenalkan bentuk-bentuk bullying, misal melalui kekerasan fisik, ucapan, termasuk menggebrak meja juga sebagai tindakan bullying.

"Kita berharap anak-anak juga memahami apa itu bullying dan tidak melakukannya, sehingga kasus menjadi zero. Aplikasi ini kita gunakan secara internal sekolah," tambahnya.

Sedangkan Isdarmoko mengatakan, SD Kasihan adalah satu-satunya sekolah di Bantul yang berinovasi mengembangkan aplikasi anti-bullying.

"Saya berikan apresiasi atas inovasi, ide, kreatifitas terkait implementasi sekolah ramah anak. Memang anak harus dijaga, dilindungi, bebas dari bully, intervensi, paksaan dan lainya.  Saya berharap aplikasi ini bisa ditiru dan dikembangkan di sekolah lain," kata Isdarmoko.

Untuk sekolah ramah anak sendiri, untuk jenjang SD yakni 281 sekolah negeri dan 365 sekolah swasta, sudah 95 persen yang melakukan deklarasi sekolah ramah anak. Demikian pula untuk SMP negeri 47 sekolah dan SMP swasta 96 sekolah, hampir 100 persen sudah deklarasi. Untuk TK dan PAUD yang jumlahnya 1.238 lembaga, lebih dari 95 persen sudah melakukan deklarasi serupa.

Senada dikatakan Jumakir yang memberikan apresiasi atas peluncuran Si Celly. Juga sekolah ramah anak berbasis budaya.

"Di sekolah ini ada 2 ruangan yang memang menjadi cagar budaya, dan dulunya digunakan untuk sekolah rakyat di zaman kemerdekaan. Sampai sekarang tetap dijaga keaslianya," kata Jumakir.

Sementara terkait dengan sekolah ramah anak, adalah menjadi salah satu komponen pendukung untuk menuju Bantul sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA). "Hari ini kita sidang paripurna untuk pembentukan panitia khusus (pansus) terkait Raperda KLA," katanya. (*)