Mahasiswa Belanda Terkesan dengan Posyandu di Indonesia

Mahasiswa Belanda Terkesan dengan Posyandu di Indonesia

KORANBERNAS.ID, KULONPROGO --Bibian Wijs, mahasiswa peserta Summer Course asal VU Medical Center Belanda terkesan dengan sistem Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di Indonesia. Kesan ini disampaikannya, usai membantu tenaga kesehatan melayani penimbangan dan pengukuran tinggi badan anak-anak usia dini di Posyandu Kenanga, Padukuhan Kroco, Kalirahan Sendangsari, Kulonprogo.

“Di negara kami pengawasan kesehatan anak cukup ketat, tapi tidak ada posyandu. Di sini lebih fleksibel,” ujarnya kepada wartawan usai membantu kegiatan di Posyandu, Selasa (8/11/2022) siang.

“Masing-masing ada kelebihan dan kekurangan dan ini bisa menjadi sarana untuk saling belajar satu sama lain,” lanjutnya.

Bibian salah satu dari 214 mahasiswa dari berbagai negara yang mengikuti kegiatan Summer Course 2022 on Interprofessional Healthcare. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) bekerja sama dengan FKG dan Fakultas Farmasi UGM ini mengangkat tema “Environmental Sustainability for Healthier and Happier Life”.

214 orang ini merupakan mahasiswa bidang kesehatan meliputi 60 mahasiswa UGM dan non-UGM. Lalu, 154 peserta dari berbagai universitas mitra luar negeri seperti VU Medical Center, Belanda; University of People, California; University of Agriculture Peshawar, Pakistan; University Dhaka Bangladesh, Bangladesh; University of Putra Malaysia, Malaysia; Ramathibody, Faculty of Nursing Mahidol University, Thailand; serta Kunming Medical University, China.

Para mahasiswa ini selama dua pekan, mulai 31 Oktober hingga 11 November 2022, mengikuti berbagai kegiatan baik perkuliahan maupun praktik kesehatan langsung di masyarakat. Perkuliahan dilakukan secara bauran dengan menghadirkan 12 narasumber dari berbagai negara. Selain itu, peserta juga berkesempatan melakukan praktik langsung di beberapa wilayah puskesmas di Kabupaten Kulonprogo, 14 mahasiswa diantaranya merupakan mahasiswa asing.

Dosen Pembimbing Lapangan Pengasih 1 Program Summer Course 2022, Tony Arjuna menjelaskan selama terjun langsung di masyarakat, para mahasiswa melakukan sejumlah kegiatan pelayanan di puskesmas, posyandu, edukasi kesehatan gigi bagi siswa SD, serta pendampingan dan penyuluhan pada warga pengelolaan limbah sampah. Selama bertugas mahasiswa tinggal bersama dengan masyarakat.

“Melalui kegiatan ini mahasiswa bisa belajar langsung terkait pelayanan kesehatan di masyarakat dan juga bisa memberikan masukan untuk pelayanan yang lebih baik ke depannya,” jelasnya.

Kunjungan lapangan dilakukan di beberapa tempat yang berada di wilayah Puskesmas 1 Pengasih, Kulonprogo. Beberapa diantaranya adalah meninjau pelaksanaan edukasi kesehatan gigi bagi siswa SDN Gebangan, pelaksanaan posyandu Kenanga-Kroco, pengelolaan limbah sampah di bank sampah Dhuawar Sejahtera-Kroco, dan meninjau pengelolaan pekarangan pangan lestari Kelompok Wanita Tani Ngrembuyung- Klegen.

Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Sri Budi Utami, menyambut baik kegiatan summer course UGM ini. Ia mengaku senang Kabupaten Kulonprogo dipilih sebagai tempat pembelajaran bersama oleh UGM sejak tahun 2016. Harapannya melalui kegiatan ini tidak hanya bisa membantu proses pembelajaran mahasiswa, tetapi juga bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait kesehatan lingkungan.

Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, Ahmad Hamim Sadewa, menyampaikan bahwa kegiatan summer course ini telah dijalankan sejak tahun 2016 silam. Melalui kegiatan ini mahasiswa calon tenaga profesional kesehatan diharapkan dapat berbagi pengalaman, belajar bersama, dan mempraktikan ilmu yang diperoleh dari kampus secara langsung di masyarakat.

“Harapannya lewat kegiatan ini bisa memberikan manfaat baik bagi mahasiswa maupun masyarakat,” tuturnya.

Ia menjelaskan pada tahun ini kegiatan summer course mengusung tema tentang kesehatan lingkungan. Tema ini dipilih karena perubahan iklim global sangat berdampak pada status kesehatan masyarakat. Adapun langkah nyata untuk mengurangi dampak risiko perubahan iklim global terhadap kesehatan masyarakat salah satunya adalah dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan. (*)