Menyikapi Pagebluk, Mindset Pejabat Harus Diubah

Menyikapi Pagebluk, Mindset Pejabat Harus Diubah

KORANBERNAS ID, YOGYAKARTA -- Ratusan perwakilan komunitas Malioboro Yogyakarta melakukan pemasangan bendera merah putih di sepanjang Jalan Malioboro, Kamis (5/8/2021). Selain memasang 200 bendera, aksi ini juga membagikan 600 bendera kepada warga yang melintas di kawasan wisata nomor satu di Yogyakarta tersebut.

Massa yang menamakan diri Gerakan Nasional Bangkit Indonesiaku ini mengajak masyarakat untuk tetap bersemangat dalam menghadapi pagebluk Covid-19 yang berkepanjangan.

Aksi ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Maklumat Rakyat di halaman Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY. Turut hadir perwakilan Keraton Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman, DPRD DIY, tokoh dunia usaha, perguruan tinggi, seniman, budayawan, tokoh perempuan dan tokoh agama.

Dalam Maklumat Rakyat tersebut, komunitas ini meminta pengambil kebijakan melakukan percepatan penanganan pandemi melalui sejumlah terobosan.

"Kami menyerukan pemerintah pusat maupun daerah untuk bekerja lebih keras dalam penanganan pandemi. Mindset pejabat harus diubah, dalam kondisi krisis ini, tidak cukup bekerja secara normatif," seru Slamet Santoso, Koordinator Gerakan Nasional Bangkit Indonesiaku, kepada wartawan di sela-sela aksi.

"Butuh langkah yang cepat, gesit dan terobosan yang progresif," tegasnya.

Program-program yang memberikan dampak konkrit bagi rakyat pun perlu segera dilakukan. Belanja refocusing anggaran harus dipastikan benar-benar sampai kepada rakyat yang terdampak Covid-19.

Slamet melanjutkan, pandemi yang berkepanjangan menyebabkan dampak krisis multilateral, terutama sektor kesehatan dan perekonomian masyarakat. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai upaya menekan angka penyebaran virus Corona di satu sisi dinilai cukup efektif menekan angka penduduk yang terinfeksi, namun pada saat sama semakin memukul sektor ekonomi warga .

Banyak kalangan, terlebih di bidang usaha informal, yang terdampak akibat kehilangan penghasilan. Sementara kebutuhan biaya hidup dirasa makin meningkat. Bahkan mulai ada yang mengekspresikan diri dengan mengangkat bendera putih sebagai tanda menyerah.

"Keterpurukan ekonomi ini perlu penyikapan yang bijak, cepat, tepat dan berkelanjutan. Kita berharap penyelenggara negara, baik di tingkat pusat hingga daerah, untuk bekerja lebih keras lagi dalam mengatasi pandemi," tandasnya.

Dengan gerakan ini, lanjut Slamet, pihaknya ingin Yogyakarta dapat memotivasi masyarakat Indonesia. "Kita tidak boleh nglokro, kita tidak boleh loyo dan kita jangan pasrah, jangan menyerah. mari kita semangat bersama-sama untuk membangkitkan Indonesia walau dalam kondisi pandemi panjang," katanya.

Selain itu, gerakan ini ingin memberikan contoh kepada wilayah atau daerah-daerah lain yang saat ini mengalami hal yang sama. Bukan hanya Yogyakarta, tetapi secara umum bagi masyarakat Indonesia, mari bersama-sama bangkit menghadapi pandemi yang semakin sulit dan belum bisa diselesaikan secara pasti.

"Namun kami mohon agar masyarakat, khususnya Yogyakarta, dapat bersinergi mematuhi program-program pemerintah dan mengerjakan apa yang bisa kami kerjakan untuk tercapainya masyarakat Indonesia sehat kembali," lanjutnya.

"Kita mendukung percepatan vaksinasi di Jogja agar teman-teman di Malioboro bisa pulih ekonominya karena vaksin ini jadi modal utama agar sehat dan memutus mata rantai penularan virus," tutupnya. (*)