Luncurkan Buku di Kampus UAD, KSAD Sampaikan Kepemimpinan Strategis

Luncurkan Buku di Kampus UAD, KSAD Sampaikan Kepemimpinan Strategis
KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyampaikan keterangan usai meluncurkan bukunya di Kampus UAD, Senin (22/5/2023). (yvesta putu ayu palupi/koranbernas.id)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, meluncurkan buku berjudul Gaya Kepemimpinan Strategis dan Green Human Resource Management dalam Membangun Teamwork, Senin (22/5/2023), di kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Acara tersebut dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, para Asisten KASAD, Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Ujang Darwis, Kadispenad Brigjen TNI Hamim Tohari, Danrem Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI Joko Purnomo, Kasrem 072/Pamungkas Kolonel Inf Hotlan Maratua Gurning, para Asisten Kasdam IV/Diponegoro, para Kasi Korem 072/Pamungkas, Forkopimda DIY serta para dosen dan Rektor UAD.

Peluncuran buku tersebut terinspirasi dari kearifan lokal atau local wisdom. Buku itu menjadi dokumentasi dari disertasi miliknya yang berjudul Pengaruh Strategic Leadership Style dan Green Human Resource Management terhadap Management Performance Kodam Jaya yang Dimediasi oleh Teamwork Management. Disertasi itu berhasil dipertahankan di depan para penguji pada bulan Juni 2022.

Menurut Dudung, memimpin adalah kewajiban, amanah dan bukan hak. Perpaduan kedua ajaran tersebut melahirkan gaya kepemimpinan Green Human Resourse Management yaitu kepemimpinan yang mengayomi, memberikan keteduhan dan kesejukan dengan mengutamakan kedekatan dengan anggota.

"Gagasan untuk menyusun disertasi dengan tema kepemimpinan strategis ini tidak bisa dilepaskan dari kiprah dan pengalaman saya di dunia militer. Saya menyadari betapa pentingnya gaya kepemimpinan dan manajemen sumber daya manusia untuk mendukung tujuan organisasi," paparnya.

Dudung menyampaikan, pemimpin harus memiliki empat ciri utama. Yakni imajinasi dengan memiliki daya pikir untuk memprediksi tantangan dan upaya untuk menghadapi. Selain itu pemimpin juga harus mempunyai inovasi. Mereka perlu memiliki gagasan baru dalam mencapai tujuan organisasi.

Yang tak kalah penting adalah memiliki tujuan dan cara untuk mencapainya. Selain itu, juga disertai cita-cita dan harapan untuk terus bekerja untuk mencapai cita-cita.  "Apabila tidak mempunyai itu semua, maka hanya menjadi pemimpin yang biasa-biasa saja," jelasnya.

Dudung menambahkan, buku tersebut juga bisa menjadi referensi mahasiswa menjalankan organisasi dengan metode Green Human Resource Management. Buku itu mengulas secara mendalam tentang gaya kepemimpinan seorang pemimpin terhadap anak buah dalam suatu kerja sama.

“Semoga ini berguna terutama pada calon pemimpin, bisa mempraktikkan kepemimpinan strategis ini. Gaya ini tidak hanya berlaku di dunia militer, tapi juga bisa korporasi maupun birokrasi,” tambahnya.

Haedar Nashir menyampaikan cita-cita bangsa ini harus diwujudkan dengan nyata dan kuncinya ada di pusat pimpinan. Pemimpin yang strategis harus mampu menyelesaikan konflik sekecil apapun dengan baik.

“Mudah-mudahan dengan buku Bapak Kasad bisa menjadi contoh untuk ditiru dalam kepemimpinannya, karena jiwa patriot dan orientasi kebangsaannya tidak diragukan lagi,” harapnya. (*)