Lima Besar di Jateng, 163.000 Warga Kebumen Masuk Kelompok Miskin Ekstrim

Lima Besar di Jateng, 163.000 Warga Kebumen Masuk Kelompok Miskin Ekstrim

KORANBERNAS.ID, KEBUMEN - Di Kabupaten Kebumen masih ada 163.000 warga di 277 kecamatan yang masuk kategori kelompok miskin ekstrim. Bahkan Kebumen salah satu dari lima kabupaten/kota di Jateng dengan jumlah warga miskin ekstrim terbanyak.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan hal itu, ketika menerima Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo di Pendopo Kabumian, Jumat (7/10/2022).

Menurut Arif, penanganan warga miskin ekstrim perlu terukur dan cepat. Karena itu upaya ini perlu masukan dan kerjasama dari semua pihak, termasuk dari tenaga ahli kepresidenan.

"Kita targetkan 2024 sesuai arahan Presiden harus sudah zero," katanya.

Menurut Arif, langkah yang dilakukan diantaranya dengan pemetaan data Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE). Selain itu memasifkan bantuan untuk masyarakat dari pemerintah daerah dan pusat tepat sasaran.

Sebab program bantuan kemiskinan di Kebumen sudah cukup banya.  Misalnya program jambanisasi, Rumah Tidak Layak huni, Program Keluarga Harapan, BLT - DD.

"Data penerima bantuan perlu diperbaharui. Didata penerima manfaatnya, agar benar-benar tepat sasaran, " katanya.

Bantuan itu memang belum sepenuhnya cukup untuk mengentaskan mereka dari kemiskinan. Namun paling tidak, bisa membantu meringankan beban masyarakat dari ancaman krisis yang tengah dihadapi.

Sementara Abraham Wirotomo mengatakan, kunjungannya ke Kebumen ingin memastikan orang miskin mendapat bantuan atau tepat sasaran. Bansos tidak menjadikan yang miskin menjadi kaya, namun bisa meringankan beban mereka ketika terdampak krisis global ini. 

Perlu ada konsolidasi, membangun komunikasi yang baik dengan daerah tentang pencocokan data keluarga miskin penerima manfaat. Sebab masih banyak warga miskin yang belum menerima bantuan padahal mereka sangat membutuhkan. Masyarakat yang sudah tidak lagi dikategorikan miskin, agar tidak lagi mendapat manfaat dari bansos."Di sinilah kita butuh koordinasi untuk sinkronisasi data, bagaimana warga miskin di Kebumen yang belum dapat bantuan agar bisa mendapat bantuan, " jelasnya.(*)