Lahan Marginal Enam Hektar di Bawuran Bantul Potensial Jadi Kebun Buah

Lahan Marginal Enam Hektar di Bawuran Bantul Potensial Jadi Kebun Buah

KORANBERNAS.ID, BANTUL – Dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup sedunia atau World Environment Day yang jatuh tanggal 5 Juni, Pembina Komunitas Tanam Lestari, Sugeng Diono SP, merancang pembuatan kebun buah.

Saat dihubungi koranbernas.id di sekretariat Dusun Cangkring Kalurahan Sidomulyo Kapanewon Bambanglipuro Bantul, Senin (6/6/2022), dia menyampaikan komunitas pecinta tanaman dan lingkungan hidup dengan anggota  dari seluruh wilayah Kabupaten Bantul ini melihat ada lahan marginal seluas lima sampai enam hektar di Kalurahan Bawuran Kapanewon Pleret.

Tanah itu, kata dia, potensial ditanami buah-buahan. Karang Taruna di sana bersedia terjun dan mengelolanya. “Kami sudah berkomunikasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul dan Pemerintah Kalurahan Bawuran Kapanewon Pleret untuk memanfatkan lahan marginal di wilayah tersebut,” kata Sugeng.

Lokasi itu merupakan tanah kas  kalurahan, sebagian milik warga. Kelak, wilayah tersebut akan dirancang menjadi kebun buah yang bisa mendatangkan wisatawan dan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Termasuk produksi buahnya bernilai ekonomi.

“Lahan ini lokasinya tidak jauh dari Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Untuk kepastian mulai menanam masih kita bicarakan,” kata Sugeng.

Ditanya mengenai kecintaan masyarakat Bantul terhadap lingkungan, Sugeng menilai perlu ditingkatkan. Masih banyak  warga membuang sampah sembarangan di tepi jalan, sungai maupun jembatan serta tempat yang tidak semestinya. Belum tumbuh kesadaran masyarakat memilah sampah.

“Kegiatan menanam pohon juga masih  rendah. Saat ini yang terjadi kegiatan bertanam pohon hanya dilakukan insidentil atau saat ada acara saja. Rutinitas atau kesadaran masyarakat  untuk menanam secara mandiri masih kurang,” katanya.

Rendahnya kesadaran itu karena ada anggapan menanam pohon tidak ada keuntungan ekonomi, kecuali jika menanam buah. Padahal menanam pohon kayu hasilnya bisa dijual.

Manfaatnya, lingkungan lebih hijau, sejuk dan membantu produksi oksigen. Pada jangka panjang mampu meningkatkan derajat kesehatan. Sayangnya kesadaran berpikir sejauh itu  belum banyak dilakukan masyarakat.

Selain itu, lahan di Bantul juga kritis setelah diambil tanahnya. Hingga kini  masih banyak yang belum direhabilitasi. Hal itu bisa dilihat di wilayah Kapanewon Piyungan. (*)