Laboratorium Keteteran Terima Sampel Covid-19
KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA – Sejumlah laboratorium di DIY saat
ini keteteran menerima sampel-sampel Covid-19. Beberapa laboratorium mendadak diubah
fungsinya menjadi laboratorium uji Covid-19, padahal sebelumnya laboratorium tersebut
digunakan untuk keperluan lain.
Laboratorium
Mikrobiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) semula untuk pembelajaran kini
berubah fungsi secara total. Demikian pula laboratorium BBTKLPP (Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) di Baturetno Bantul, Laboratorium
RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito maupun Balai Besar Veteriner Kulonprogo.
Melihat
kondisinya seperti itu, Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana merasa prihatin. “Saya
melihat sendiri bagaimana laboratorium-laboratorium di DIY bekerja sangat keras
di tengah keterbatasan fasilitas, sumber daya manusia maupun pembiayaan,â€
ungkapnya, Jumat (31/7/2020).
Kapasitas
uji sampel berbagai laboratorium di DIY ini sekitar 1.500 sampel per hari.
Adapun kapasitas terbesar lab BBTKLPP Bantul sekitar 1.000 sampel per hari
dengan 15 jam kerja.
“Rata-rata
lab ini bekerja ekstra dengan tenaga ekstra dan berisiko tinggi karena
mengerjakan dan berinteraksi dengan sampel-sampel Covid-19,†kata Huda.
Laboratorium
kesehatan perlu mendapat dukungan Pemda DIY untuk menjalankan operasionalnya.
Saat ini peran laboratorium kesehatan sangat penting untuk uji sampel hasil swab. Kecepatan dan kapasitas laboratorium
menjadi salah satu kunci keberhasilan penanganan wabah Covid 19 di DIY.
Swab massal maupun swab pasien pasien rumah sakit hasilnya diuji di laboratorium untuk
mengetahui apakah pasien positif atau negatif Covid-19.
“Banyak
sekali dukungan yang diperlukan untuk berbagai laboratorium ini agar bisa
bekerja ekstra keras dengan kapasitas dan kecepatan yang emadai,†kata dia.
Tambahan paling
penting saat ini adalah SDM lab yang berkompeten agar bisa berbagi kerja dengan
SDM yang sudah ada yang bekerja ekstra keras bahkan ekstra waktu.
Menurut Huda,
beberapa laboratorium bisa menambah shift
kerja untuk menaikkan kapasitas tetapi terkendala kurang SDM. Dukungan APD, peralatan
laboratorium, PCR, operasional, reagen dan
berbagai keperluan lain sangat diperlukan segera.
Dia khawatir,
laboratorium bisa ambruk karena kurang dukungan dan kelebihan kapasitas. “Fungsi
dan peran laboratorium menjadi kunci, kalau laboratorium sampai kolaps akan
kacau semua usaha penanganan Covid-19 di DIY,†kata dia.
DPRD DIY meminta
Dinas Kesehatan DIY segera berkoordinasi dan melakukan pendataan berbagai
keperluan tersebut, penuhi secepatnya.
“Koordinasi
dengan Pemda Jateng juga diperlukan karena laboratorium di DIY juga mengerjakan
sampel dari Jateng dalam jumlah cukup banyak,†kata Huda.
Perpanjangan
status tanggap darurat untuk yang ketiga kalinya ini mengisyaratkan penanganan
Covid-19 di DIY memerlukan strategi nafas panjang.
“Kita belum
tahu sampai kapan akan diakhiri status tanggap darurat ini. Saya mendukung Bapak
Gubernur jika kasus Covid masih meningkat dan belum terkendali status tanggap
darurat diberlakukan terus. Hal ini sangat diperlukan untuk kemudahan
penanganan dan administrasi pemerintah serta kewaspadaan masyarakat,†paparnya.
Keberhasilan
penanganan Covid 19 dalam jangka panjang sangat tergantung dari ketahanan rumah
sakit dan laboratorium. Dua kunci itu harus disiapkan secara baik. (sol)