Konsisten Menye-menye, Ngatmobilung Meluncurkan Album Pertama

Konsisten Menye-menye, Ngatmobilung Meluncurkan Album Pertama

KORANBERNAS.ID,YOGYAKARTA -- Ngatmombilung, sebuah nama yang lebih cocok untuk nama kelompok dagelan nyatanya adalah sebuah grup band pop. Band yang terbentuk pada 2000an ini terinspirasi oleh duo Edwin dan Jhodi dalam band Super Bejo yang pernah ngehits pada akhir era 90an.

Formasi awal, Ngatmombilung dimotori oleh Andri Priyanta, Awang Pawastra, dan Boris Sirait. Anak muda asal Yogyakarta ini ingin membawakan musik pop syahdu, cengeng atau menye-menye untuk menemani Ngatmomania (Sebutan untuk penggemarnya-red) setanah air.

Sejak awal terbentuk, ditengah gempuran musik hip-hop, hip metal dan rock pada masa itu, Ngatmombilung tidak pernah berubah haluan. Bahkan di kala musik dangdut dan pop jawa viral saat ini, Ngatmombilung tetap konsisten dengan musik pop menye-menye yang mendayu-dayu.

Seperempat abad bermusik, Ngatmobilung akhirnya membuat album musik. Dalam album perdana yang diberinama Mbarep ini mereka kemudian menambahkan sebagai additional player ada Ivan Lukito dan Bagus Muhammad.

"Single unggulan pada album ini berawal dari sebuah lagu yang diciptakan salah satu personil. Lalu kami memutuskan untuk mengabadikannya dengan format musik vokal, gitar dan piano," terang Andri sang Bassis saat seremoni peluncuran album perdana mereka, Minggu (27/4/2022) di Play On, Prawirotaman, Yogyakarta.

Dia melanjutkan, Album Mbarep terdiri dari beberapa lagu yang masih pada konsep perihal patah hati. Banyak orang bisa menikmati lagu ditengah kepedihan, dengan tujuan menemani di tengah kegalauan para pendengar.

"Beberapa lagu dari kami mungkin tidak bisa menutup luka hati pendengar, namun harapan kami bisa menjadi teman dalam rasa hati yang hancur," imbuhnya.

Genre band Ngatmombilung dari awal sampai sekarang tetap eksis. Karya-karya pada album perdana ini pun juga tetap pada tema tentang sakit hati seseorang karena pasangannya.

"Kerelaan, keikhlasan, penyesalan, kesedihan, sampai pada pengorbanan seorang pasangan menjadi tema besar kami dalam membuat karya lagu," ujarnya.

Awang, vokalis Ngatmombilung menambahkan, Mbarep menjadi judul dari album ini kurang-lebih memiliki arti pertama, atau awal. Dengan tema ini diharapkan menjadi pengingat, kelak kedepannya bisa menelurkan karya kedua, ketiga dan seterusnya.

Single Pingal yang telah mereka luncurkan beberapa tahun silam dikenal luas di platform video streaming YouTube. Beberapa penyanyi seperti Deni Caknan hingga Happy Asmara menyanyikan ulang lagu ini.

Mereka mengakui jika lagu berlirik bahasa Jawa lebih banyak ditonton masyarakat di YouTube. Tapi hal tersebut tidak lantas membuat Ngatmombilung akan beralih menciptakan lagu-lagu berlirik Jawa.

"Kami akan menyanyikan pop Indonesia lebih banyak porsinya ketimbang lagu Jawa. Tapi tetap ada lagu Jawa, jawa merupakan identitas kami sebagai orang Jogja," kata Dia.

Rilisan fisik album Mbarep ini didistribusikan melalui official store Ngatmombilung dan beberapa pihak yang telah bekerjasama. Sebanyak 1200 keping audio cakram padat dijual dengan harga Rp80.000.

Ngatmombilung akan memberikan keistimewaan khusus bagi penggemarnya yang telah membeli album fisik. Selain memberikan bonus berupa liquid isi ulang dari salah satu brand rokok elektrik, Ngatmombilung juga akan memanjakan penggemarnya dengan tidak mengunggah full album mereka diseluruh platform musik online.

"Langkah ini dilakukan agar para Ngatmomania menjadi eksklusif dengan mendengarkan lagu-lagu mereka dari perangkat pemutar musik seperti era 90an," kata Awang.

"Nantinya album ini juga bisa didengarkan di berbagai platform streaming seperti iTunes, Spotify, dan lain sebagainya. Tetapi karena kami menghargai teman-teman yang sudah membeli CD, jadi rilis di platform musik digital belum bisa ditentukan waktunya," lanjutnya.

Melengkapi peluncuran album perdana ini, Ngatmombilung juga menggelar konser di panggung Alfa Bravo, Pyramid Cafe, Bantul Yogyakarta. Dengan standar protokol konser di masa pandemi yang mengharuskan kapasitas penonton hanya 50%. Ngatmombilung berhasil menjual 500 tiket dalam waktu yang sangat singkat.

"Dengan rilis album Mbarep dari Ngatmombilung, kami berharap supaya setiap pendengar dapat terwakilan kesedihan hatinya. Selain itu kami juga sangat mendorong untuk setiap musisi terus tetap berkarya dalam menciptaan lagu," tutupnya.(*)