Penyair Magelang Terbitkan Antologi Taman di Seberang Ingatan

Penyair Magelang Terbitkan Antologi Taman di Seberang Ingatan

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Mengawali tahun 2021 dan masih di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung berkurang, Sastra Bulan Purnama edisi 112 akan diisi peluncuran antologi puisi karya penyair dari Magelang berjudul Taman di Seberang Ingatan. Ada 38 penyair dari Magelang ikut dalam antologi puisi ini.

Acara yang digelar Kamis (28/1/2021) pukul 19:30 melalui youtube Sastra Bulan Purnama serta disiarkan secara live itu merupakan Poetry Reading From Home seri 12.

Dari 38 penyair Magelang yang ikut antologi puisi, tidak semuanya ikut membaca puisi. Sekitar 20-an penyair saja plus satu lagu puisi yang dialunkan Yuli Purwati sambil memainkan orgen. Dia melagukan puisi karya sendiri. Tajuk dari Sastra Bulan Purnama edisi 112 adalah Bulan Purnama di Seberang Ingatan.

“Sebenarnya lebih dari 38 penyair yang tinggal di Magelang, semuanya belum bisa ikut. Selain keterbatasan menghubungi, tidak memiliki kontaknya atau yang bersangkutan sedang mempunyai kegiatan lain, sehingga tidak bisa ikut,” ujar Dedet Setiadi, kurator antologi puisi ini.

Ons Untoro selaku koordinator Sastra Bulan Purnama menyampaikan, awalnya pada perbincangan di Gubug Kliyem Bligo Ngluwar Magelang, sepuluh penyair diminta mengisi Sastra Bulan Purnama. Dalam perkembangan, melalui group WA, banyak penyair lainnya masuk sehingga berkembang menjadi 38 penyair ikut berpartisipasi.

“Magelang sebenarnya memiliki banyak penyair yang berpotensi, mungkin selama ini masing-masing tidak saling intens melakukan komunikasi,” ujar Ons.

Beberapa penyair yang membacakan puisi di antaranya Wicahyanti Rejeski, Aswarun Barera, Esty Purwanti, Nindito Nugroho, Damtoz Andreas, Daladi Ahmad, Rekki Zakkia, Agus Munaji, Hernadi Sasmoyo Aji, Vera Susanti, Onah, Gepeng Nugroho, MMTitin dan sejumlah nama lain.

Masing-masing penyair yang puisinya ada di dalam buku antologi Taman di Seberang Ingatan, mengirim 3-5 puisi untuk dimuat. Buku setebal 230 halaman itu diterbitkan penerbit TriBEE Magelang.

Beberapa penyair yang ikut dalam antologi dan akan membacakan puisi karyanya, pernah tampil membaca puisi di Sastra Bulan Purnama. Mereka adalah Daladi Ahmad, Dedet Setiadi, Wicahyanti Rejeki, Damtoz Andreas. Daladi Ahmad, biasnya tidak hanya membacakan puisi tetapi mengubah puisinya menjadi lagu.

“Puisi saya dalam buku antologi Taman di Seberang Ingatan ini tidak bisa dibuat lagu. Karena memang saya tulis untuk tidak dibuat lagu,” ujar Daladi.

Salah seorang kurator yang dikenal sebagai penyair dan penulis, Edhie Prayitno Ige, menyebutkan kurasi dilakukan dengan melibatkan para penulis puisi dari Magelang.

Sejak awal, kata dia, sudah disepakati model kurasi yang dikembangkan bukan dengan cara mendikte orang lain tentang apa yang layak disukai dan apa yang tidak. “Jadi, antologi puisi ini sebagai upaya menemukan puisi tetapi kurang diakui,” ujar Edhie.

Selama pandemi Covid-19 dan sudah dimulai bulan April 2020, Sastra Bulan Purnama yang biasanya dipentaskan di ruang terbuka amphytheater atau pendapa Tembi Rumah Budaya dialihkan secara digital.

Sepanjang tahun ini apabila pandemi belum berakhir, Sastra Bulan Purnama diselenggarakan secara digital melalui youtube. (*)