Nyanyian Sendu Adrian Prakoso Siap Ramaikan Musik Indonesia

Nyanyian Sendu Adrian Prakoso Siap Ramaikan Musik Indonesia

KORANBERNAS.ID, BANTUL -- Banyaknya ruang ekspresi untuk berkesenian, menegaskan Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya yang nyaman. Musisi dan grup band ternama hingga musisi jalanan, berbagi ruang dengan baik di Jogja. Musisi-musisi muda terus bermunculan dari sekolah menengah, kampus bahkan dari jalanan.

Adrian Prakoso adalah satu dari ratusan atau bahkan ribuan musisi muda Jogja yang gemar dan bisa bermain musik. Sejak SD Adrian memiliki passion pada dunia musik. Di Taman Siswa, tempat ia bersekolah, Adrian mendapat porsi 80% untuk mengembangkan kegemarannya terhadap seni dan budaya. Ternyata hal ini cukup mempengaruhi hobinya hingga sekolah menengah pertama mulai membentuk sebuah grup band bersama teman-temannya.

"Waktu SMP sudah punya grup band bersama teman-teman dan sudah mulai merekam lagu kemudian dikirim ke radio-radio yang ada di Jogja. Selain itu juga diperdengarkan di radio sekolah. Meskipun waktu itu hanya untuk gagah-gagahan, namun ternyata hobi bermusik tetap melekat hingga sekarang," ungkap Adrian saat Meet and Greet di Beaneka Coffee, Nitiprayan, Bantul, Yogyakarta, Selasa (7/1/2020) malam.

Sekian lama bermusik dan menciptakan lagu, Adrian mengaku tidak pernah terpikir untuk menjadikan karya musiknya itu untuk diperdengarkan kepada khalayak yang lebih luas. Apalagi sampai berfikir untuk mempublikasikannya ke platform digital ataupun platform musik streaming.

Keinginan untuk mempublikasikan karya-karya ini belum lama, baru sejak setahun silam saat bertemu dengan Arya sahabatnya. Adrian yang kini sibuk dengan pekerjaannya di negeri Sakura, masih kerap menciptakan lagu-lagu yang dinyanyikan sendiri dan dipublikasikan ke channel YouTube pribadi.

Keinginan Adrian untuk membawa karya-karyanya ke khalayak yang lebih luas, diamini oleh Maxi Music Yogyakarta. Sebagai agensi baru yang peduli dengan musisi-musisi lokal, Maxi Music ternyata merasa klop dengan karya-karya Adrian.

Diakui oleh Ardhi Setyo Putranto, CEO Maxi Music, Adrian mempunyai karakter yang sesuai dengan Maxi Music. Selain suara yang yang bagus, hal yang tak kalah penting adalah attitude.

"Talent yang baik sejatinya diikuti pula dengan attitude atau image yang baik karena kami ingin membangun semua ini dengan fair dan cara-cara yang benar. Karena tidak sedikit agensi yang membranding kliennya dengan cara-cara yang yang negatif atau pencitraan," paparnya.

"Kami ingin berfokus bagaimana membangun personal branding dan demand pasar dari setiap talent yang dimiliki. Jadi berkolaborasi dan benar-benar bekerja sama, benar-benar bersinergi dengan jujur dan adil, sama-sama merasakan perjuangan dan sama-sama memetik hasilnya jika pada waktunya nanti akan berhasil," imbuhnya.

"Di Jogja begitu banyak talenta muda yang tentunya berbakat. Tidak bisa dipungkiri juga, dari sekian banyak talent berbakat tersebut tidak sedikit dari mereka yang tidak tahu jalur, tidak punya koneksi, sehingga mereka tidak bisa dilirik secara nasional apalagi dunia," lanjutnya.

Maka, lanjut Ardhi, kehadiran Maxi Music sebagai agensi yang memang berbasis di Yogyakarta ingin menjembatani teman-teman musisi Yogyakarta untuk bisa masuk ke kancah musik nasional atau bahkan internasional. Sementara untuk merekam karya-karya talent yang dimiliki, Maxi Music menggandeng AM Record. Dengan jejaring yang dimiliki Maxi Music hingga ke Jakarta, pihaknya yakin dengan kesuksesan sinergi semacam ini.

Single bertajuk Memori yang akan dilaunching di seluruh platform musik digital pada Februari mendatang murni karya Adrian. Lagu yang diciptakan di sela kesibukannya bekerja sebagai karyawan perusahaan di Jepang ini bercerita tentang kehilangan, kesedihan dan kesenduan yang pernah ia alami.

Menurutnya setiap orang pasti akan mengalami fase ditinggalkan, dalam hal ini bisa oleh siapa saja. Kesenduan ini di tumpahkan Adrian ke dalam lagu Memori. Pada saatnya semua orang yang kehilangan pasti akan bisa mengikhlaskan kepergian orang yang dicintainya tersebut, namun semuanya pasti membutuhkan waktu. Rentang waktu inilah yang disebut sebagai kesenduan yang akan disampaikan Adrian dalam single perdananya.

"Sesungguhnya, kesenduan tidak melulu tentang kehilangan atau patah hati. Buat saya, saat ditinggal oleh kakek yang setiap hari mengantarkan saya berangkat sekolah saat mengenyam pendidikan di Jogja, memiliki kenangan tersendiri dan hal ini sampai sekarang masih saya rasakan. Dengan kekuatan rasa inilah single Memori ini saya ciptakan," terangnya.

"Hampir setahun single Memori ini saya garap, dengan memilih genre pop Indonesia yang yang easy listening. Memang tidak bisa dipungkiri, tiga tahun di Jepang membuat sedikit banyak karya saya terpengaruh oleh beberapa irama atau nuansa negeri Sakura, terutama jpop," tandasnya.

Walaupun saat ini Adrian Prakoso belum bisa sepenuhnya fokus ke dunia musik karena harus bekerja sebagai professional di Jepang namun Adrian Prakoso berharap jika kolaborasi ini sukses dirinya berniat untuk fokus ke passion-nya menjadi musisi. (eru)