Kisah Musirah, Atlet Paralimpik Bertahan Hidup Tanpa Mengandalkan Bantuan

Kisah Musirah, Atlet Paralimpik Bertahan Hidup Tanpa Mengandalkan Bantuan
Musirah, penyandnag disabilitas yang bertahan hidup dengan berjualan daging ayam. (istimewa)

KORANBERNAS.ID, YOGYAKARTA--Mari berkenalan dengan Musirah, seorang disabilitas di Yogyakarta. Perempuan ini menjadi sosok dengan sejuta inspirasi. Ia merupakan atlet paralimpik catur, yang mampu menunjukkan semangat luar biasa untuk bertahan hidup. Sebagai pejuang kehidupan sejati, Musirah dengan segala keterbatasannya mampu menunjukkan semangat dan ketangguhan yang luar biasa.

Sejak tahun 2000, Musirah menjalani profesi sebagai penjual daging di daerah Yogyakarta. Setiap pagi, dengan menggunakan sepeda motor roda tiga, nasabah Mekaar Sewon ini mengantar daging ke warung sate dan pasar. Sepulang dari berkeliling pasar dan warung, Musirah masih lanjut dengan kegiatan rutin membersihkan kepala dan kaki kambing.

Perjalanan hidup Musirah tidak selalu mudah. Ia harus membanting tulang sendirian setelah suaminya meninggal dunia pada tahun 2017. Disusul kemudian tahun 2019 wabah Covid-19 melanda.

Ia sempat kesulitan memulai bisnis kembali dan membutuhkan modal. Namun, keberuntungan berpihak padanya, ketika bertemu dengan Renita, SAO Mekaar unit Sewon. Dengan bantuan PNM, Musirah mendapatkan suntikan modal dan biaya untuk memperbaiki sepeda motornya yang rusak, sehingga bisa memulai beraktivitas produktif lagi.

Lebih beruntung, ternyata PNM tidak hanya memberikan pinjaman modal. Lembaga ini juga memberikan pelatihan usaha kepada Musirah agar usahanya dapat berkembang.

“Usaha saya terbantu karena pinjaman di PNM tidak perlu agunan. Prosesnya juga cepat dan mudah,” kata Musirah.

Bahkan, Musirah yang awalnya belum memiliki izin usaha, dibantu Renita hingga ia mengantongi surat izin usaha.

Musirah merupakan contoh nyata bahwa keterbatasan tidak seharusnya membuat kita membatasi diri. “Lahir dengan disabilitas memang bukan keinginan siapapun. Tapi kalau menyerah dengan keadaan, tidak akan ada perubahan,” kata Musirah yakin.

Di tengah keterbatasan, Musirah mampu menghapus stigma sebagai kelompok yang memerlukan bantuan khusus. Perempuan setengah baya ini membuktikan diri sebagai perempuan berdaya yang mampu menginspirasi banyak orang dengan aktif sebagai atlet paralimpik.

PNM merasa bangga bisa mendukung dan menyaksikan perjalanan Musirah. Semangatnya adalah inspirasi bagi banyak orang untuk terus berjuang, berusaha, dan tidak pernah menyerah. Apalagi bagi mereka yang jauh lebih sehat dan normal dibandingkan Musirah. (*)